Ratusan warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban kini telah menjadi miliarder usai menerima uang ganti rugi lahan untuk kilang minyak. Namun ternyata, dulu banyak warga yang menolak kilang minyak tersebut.
Salah satunya yakni Wantono (40). Ia bersama orang tuanya, Matraji, baru menerima uang pembebasan lahan hasil konsinyasi yang dilakukan oleh Pengadilan Negeri Tuban, pada rabu (17/2).
"Iya saya termasuk yang ikut menolak, karena suburnya lahan yang bisa panen tiga kali itu. Kalau untuk kebutuhan sehari-hari sudah cukup. Orang-orang haji itu banyak meski bertani dan jualan sapi di sini," jelas Wantono kepada detikcom, Kamis (18/2/2021).
"Saya baru ngambil cek uangnya kemarin Rabu di PN. Ada dua cek dari Bank Mandiri dan BNI. Nilainya Rp 24 miliar untuk pembayaran 4 hektare tanah yang dibebaskan milik orang tua. Karena termasuk yang proses konsinyasi," imbuhnya.
Ia mengaku tak bisa berbuat banyak. Sebagai warga tidak bisa melawan negara yang akan membuat kilang minyak di kampungnya. Menurutnya, tanah ladang miliknya tergolong subur.
Meski begitu, Wantono dan keluarga masih punya sisa 3 hektare ladang untuk bertani. Menurutnya, uang ganti rugi dari Pertamina masih di tabungan semua.
Warga lainnya, pasutri Siti Nurul Hidayatin dan Ali Sutrisno (38) juga sempat menolak proyek kilang minyak tersebut, karena nilai ganti rugi yang dianggapnya masih rendah. Terlebih, sebelumnya beberapa warga diajak studi banding ke Cilacap dan mendapat informasi bahwa harga tanah ganti rugi bisa di atas Rp 1 juta per meternya.
Siti sempat galau dan konsultasi dengan keluarga dan temannya, terkait pembebasan lahan untuk kilang minyak tersebut. Namun setelah mendapat informasi yang pasti, akhirnya ia legowo tanahnya dibeli oleh Pertamina.
"Saya ini jujur yang ikut gelombang pertama pencairannya Maret 2020 sebesar Rp 18 miliar, untuk total tanah keluarga suami dan keluarga saya. Saya akhirnya menerima harga yang diberikan oleh pihak pemerintah. Awalnya saya mau tanda tangan di BPN tapi disarankan ke balai desa," ujar Siti.
Simak video 'Cerita Miliarder-miliarder Dadakan di Tuban':
Siti yang juga seorang guru TK berharap semua mimpinya terkabul. Di antaranya bisa segera berhaji bersama orang tua dan anak anaknya.
"Saya juga tak menyangka tanah milik orang tua dan keluarga bisa laku tinggi. Yang pasti kami sekarang bersyukur dan alhamdulillah dengan kondisi saat ini," tambahnya.
Untuk diketahui, ada 42 pemilik lahan yang mendapat pembayaran dengan konsinyasi. Hingga hari ini masih ada dua orang yang belum mengambil uangnya di Pengadilan Negeri Tuban.
Desa Sumurgeneng disebut kampung miliarder setelah 25 persen warganya mendapat uang ganti rugi lahan yang dibeli Pertamina untuk kilang minyak. Jika di rata-rata, warga mendapatkan Rp 8 miliar. Sehingga mereka beramai-ramai memborong mobil hingga viral.