Sesajen yang terdiri dari kelapa muda dan bunga mawar yang ditaruh takut daun pisang, kopi, serta 7 dupa. Semua sesajen tersebut oleh pria berambut gimbal tersebut ditaruh dalam sebuah baju berwarna hijau.
Sebelum diletakkan di dekat lokasi longsor Nganjuk, pria tersebut membacakan doa-doa.
![]() |
"Sekarang kita berdoa, pleketeg-pleketeg ho ho terang, nah terang to," ucap pria yang mengaku disapa Mbah Gimbal, Selasa (16/2/2021).
Kepada wartawan, Mbah Gimbal mengaku tujuan ritual dengan sesajen yakni agar tidak hujan. Sehingga semua korban bisa segera ditemukan.
"Ini supaya tidak hujan, supaya jenazah yang belum ditemukan segera ditemukan," jelasnya.
Mbah Gimbal yang mengaku ketua relawan terapi Jatim menjelaskan bahwa tujuh dupa dalam bahasa Jawa dimaknai pitu atau meminta pertolongan. Kemudian ada tiga rokok jenis kretek yang menurutnya mengandung mistis.
"Tiga rokok ini kekuatan mistik, dupa tujuh artinya pitu atau pitulung," paparnya.
Mbah Gimbal mengaku sesajen dan doa ditujukan untuk menghormati leluhur di Dusun Selopuro lokasi longsor Nganjuk. "Ini adalah silaturahmi sing baurekso (leluhur dusun) sini, dan agar kita mengingat sesepuh. Jangan lupakan tradisi Jawa, sedekah bumi Ojo lali (jangan lupa)," tandas Mbah Gimbal.
Cuaca hari ini di lokasi longsor memang cerah. Matahari bersinar cerah dan panas. Petugas gabungan dan alat berat terus melakukan usaha pencarian tanpa ada kendala cuaca.
Simak video 'Dua Orang Korban Longsor di Nganjuk Ditemukan':
(iwd/iwd)