Imlek tahun ini dirayakan dalam suasana pandemi COVID-19. Perajin topeng barongsai di Surabaya mengaku mengalami penurunan omzet.
Seperti yang diungkapkan perajin topeng barongsai di Gang Kertajaya V Raya, Suzana (47). Saat ditemui detikcom di lapaknya, ia tampak tengah melakukan proses pembuatan topeng barongsai, yang terbuat dari kertas bekas dan juga lem.
Dengan telaten, ibu tiga anak ini memasang satu per satu kertas bekas untuk dijadikan topeng barongsai. Selanjutnya dikeringkan dan dilakukan pengecatan.
![]() |
"Per hari bisa melakukan pencetakan 3 sampai 5 topeng," ungkap Suzana kepada detikcom, Sabtu (13/2/2021).
Suzana mengakui, di masa pandemi COVID-19, penjualan topeng barongsai menurun drastis. Meski begitu ia tetap mensyukuri dan tetap gigih membuat topeng barongsai jika ada pesanan.
"Menurun, biasanya 250 topeng atau 200 sekarang maksimal 70-80 topeng nggak tentu. Nggak kayak dulu," ujar Suzana.
Topeng barongsai buatannya ia jual harga Rp 50 ribu untuk ukuran kecil. Yang berukuran besar sampai Rp 225 ribu.
Sebelum pandemi COVID-19, Suzana mengakui pemesan topeng barongsai di tempatnya sampai ada yang dari luar pulau. Mulai dari Kalimantan, Madura dan lainnya. Bahkan ada yang dari luar negeri seperti Singapura dan Hongkong. Mereka memesan melalui media sosial.
"Kalau yang dari hongkong mereka membawa minta motif yang benar-benar bagus," ujar Suzana.
Sedangkan untuk pasar lokal, topeng buatannya diambil oleh tengkulak di Pasar Atom dan mal-mal yang lain. Namun saat pandemi COVID-19 ini, Suzana mengaku tidak lagi mendapatkan permintaan topeng barongsai.