Curhat Perajin Topeng Barongsai Surabaya Sepi Pesanan Selama Pandemi COVID-19

Curhat Perajin Topeng Barongsai Surabaya Sepi Pesanan Selama Pandemi COVID-19

Deny Prastyo Utomo - detikNews
Sabtu, 13 Feb 2021 09:12 WIB
Imlek tahun ini dirayakan dalam suasana pandemi COVID-19. Perajin topeng barongsai di Surabaya mengaku mengalami penurunan omzet.
Lapak topeng barongsai di Surabaya/Foto: Deny Prastyo Utomo
Surabaya -

Imlek tahun ini dirayakan dalam suasana pandemi COVID-19. Perajin topeng barongsai di Surabaya mengaku mengalami penurunan omzet.

Seperti yang diungkapkan perajin topeng barongsai di Gang Kertajaya V Raya, Suzana (47). Saat ditemui detikcom di lapaknya, ia tampak tengah melakukan proses pembuatan topeng barongsai, yang terbuat dari kertas bekas dan juga lem.

Dengan telaten, ibu tiga anak ini memasang satu per satu kertas bekas untuk dijadikan topeng barongsai. Selanjutnya dikeringkan dan dilakukan pengecatan.

Imlek tahun ini dirayakan dalam suasana pandemi COVID-19. Perajin topeng barongsai di Surabaya mengaku mengalami penurunan omzet.Perajin topeng barongsai di Surabaya, Suzana (47)/ Foto: Deny Prastyo Utomo

"Per hari bisa melakukan pencetakan 3 sampai 5 topeng," ungkap Suzana kepada detikcom, Sabtu (13/2/2021).

Suzana mengakui, di masa pandemi COVID-19, penjualan topeng barongsai menurun drastis. Meski begitu ia tetap mensyukuri dan tetap gigih membuat topeng barongsai jika ada pesanan.

"Menurun, biasanya 250 topeng atau 200 sekarang maksimal 70-80 topeng nggak tentu. Nggak kayak dulu," ujar Suzana.

Topeng barongsai buatannya ia jual harga Rp 50 ribu untuk ukuran kecil. Yang berukuran besar sampai Rp 225 ribu.

Sebelum pandemi COVID-19, Suzana mengakui pemesan topeng barongsai di tempatnya sampai ada yang dari luar pulau. Mulai dari Kalimantan, Madura dan lainnya. Bahkan ada yang dari luar negeri seperti Singapura dan Hongkong. Mereka memesan melalui media sosial.

"Kalau yang dari hongkong mereka membawa minta motif yang benar-benar bagus," ujar Suzana.

Sedangkan untuk pasar lokal, topeng buatannya diambil oleh tengkulak di Pasar Atom dan mal-mal yang lain. Namun saat pandemi COVID-19 ini, Suzana mengaku tidak lagi mendapatkan permintaan topeng barongsai.

"Iya lumayan pengambilannya tahun lalu. Pasar Atom, tapi sekarang tidak pengambilan total. Yang sekarang pengambilan total masih di Pasar Simo. Saat ini lagi membuatkan pesanan dari Madura dan Tegal," ungkap Suzana.

Selain membuat topeng barongsai, Suzana juga membuat topeng japlokan, reog dan banteng. Semuanya dibuat sesuai pesanan.

Suzana menjadi perajin topeng barongsai pada awal 2006. Pertama yang membuat topeng ialah suaminya, Dwi Setyawan (45). Saat itu, ia membuat topeng barongsai untuk anaknya. Namun oleh istrinya diminta membuat banyak untuk jual dan berjalan hingga sekarang.

"Waktu itu mau membuatkan topeng untuk anak saya, kok bagus, saya yakinkan untuk membuat banyak terus dijual hingga berjalan sampai saat ini," pungkas Suzana.

Tonton Video: Arak-arakan Barongsai, Lampion dan Liong, Kemeriahan Cap Go Meh Bandung

[Gambas:Video 20detik]



Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.