"Notam dikeluarkan karena masih ada sebaran abu vulkanik di sekitar Gunung Raung," ujar Andry Lesmana, Humas PT Angkasa Pura II KC Bandara Banyuwangi kepada detikcom, Jumat (14/2/2021).
Penutupan sementara ini dilakukan setelah dilakukan observasi dan koordinasi dengan pemangku kebijakan penerbangan di Bandara Banyuwangi. Selain itu juga dikomunikasikan dengan Otoritas bandara III di Surabaya. Imbas penutupan sementara itu, sebanyak 8 penerbangan dibatalkan.
"Ada 8 penerbangan yang dibatalkan imbas dari penutupan sementara ini," pungkasnya.
Sementara abu vulkanik Gunung Raung erupsi di Bandara Banyuwangi yang mengakibatkan penutupan sementara hingga 6 hari, berimbas ke kunjungan wisata di Banyuwangi.
"Sangat berimbas dengan kunjungan pariwisata. Penutupan bandara membuat hotel-hotel di Banyuwangi sepi," ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi MY Bramuda kepada detikcom.
Pihaknya memonitoring beberapa hotel di Banyuwangi okupansinya menurun. Ini dikarenakan akses penerbangan yang lumpuh beberapa hari terakhir. Meski demikian, kata pria yang biasa dipanggil Bram ini mengaku belum menghitung secara pasti berapa angka penurunan kunjungan wisata ini.
"Sebagian hotel menyatakan sepi. Tapi kami baru besok menghitung angka penurunannya berapa," pungkasnya.
Penutupan sementara Bandara Banyuwangi dilakukan karena abu vulkanik erupsi Gunung Raung yang terjadi sejak Minggu (7/2/2021). Secara berturut-turut, penutupan sementara dilakukan, karena setelah di observasi debu vulkanik Gunung Raung masih berada di area penerbangan. Abu vulkanik sangat membahayakan penerbangan. (fat/fat)