Suasana Klenteng Cokro Surabaya, Warga Sembahyang Secara Bergantian

Suasana Klenteng Cokro Surabaya, Warga Sembahyang Secara Bergantian

Deny Prastyo Utomo - detikNews
Jumat, 12 Feb 2021 13:37 WIB
Kelenteng Hong San Ko Tee di Jalan HOS Cokroaminoto, Tegalsari, Surabaya
Sembahyang di Klenteng Cokro dibatasi (Foto: Deny Prastyo Utomo/detikcom)
Surabaya -

Suasana sembahyang di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) atau Klenteng Hong San Ko Tee di Jalan HOS Cokroaminoto, Tegalsari, Surabaya, tidak seperti biasanya pada perayaan Tahun Baru Imlek. Protokol kesehatan dijalankan ketat.

Pantauan detikcom, di klenteng yang dikenal dengan sebutan Klenteng Cokro ini, petugas tampak siaga. Setiap pengunjung harus melakukan cuci tangan, dicek suhu tubuh dan wajib memakai masker. Pengunjung dilakukan pembatasan agar tidak terjadi penumpukan atau kerumunan.

Bahkan saat menyalakan dupa, pengunjung juga terlihat tertib. Mereka menunggu giliran satu dengan lain. Petugas keamanan tiga pilar dari TNI/Polri, serta Linmas dan Satpol PP, juga terlihat melakukan pengawasan.

Sementara Pengurus Klenteng Hong San Ko Tee, Erwina Tedjaseputra mengatakan perayaan Tahun Baru Imlek tahun ini berbeda dengan sebelumnya. Sebab masih dalam suasana pandemi COVID-19.

"Karena masih masa pandemi, kami membatasi acara-acara kayak tahun lalu. Seperti barongsai, sembahyang bersama itu tahun ini nggak kami tiadakan. Jadi seperti sembahyang biasa," kata Erwina kepada detikcom, Jumat (12/2/2021).

Pembatasan pengunjung pun dilakukan pengelola klenteng. Mereka membagikan nomor kartu untuk mengetahui jumlah pengunjung yang masuk sekitar 15 orang.

"Ada pembatasan dengan ngasih kartu. Tapi sekarang belum sampai 15 orang. Iya (pengunjung yang di dalam keluar dulu, kemudian yang di luar masuk)," ungkap Erwina.

Lihat juga Video: Jelang Imlek, Polisi Cek Prokes Klenteng-klenteng di Makassar

[Gambas:Video 20detik]




Sedangkan proses sembahyang bersama di malam Tahun Baru Imlek, juga ditiadakan pihak pengelola. Dan klenteng ditutup pukul 19.00 WIB.

"Kalau tahun lalu kita tidak tutup sampai besoknya. Tapi tahun ini jam 7 malam sudah tutup, jadi nggak ada acara," ujar Erwina.

Erwina menegaskan, pihaknya juga menyediakan alat cuci tangan untuk pengunjung di klenteng. Selain itu, pengunjung juga dilakukan pengecekan suhu dan wajib menggunakan masker selama di dalam klenteng.

"Selama di dalam klenteng harus pakai masker," tandas Erwina.

Sementara Tejo warga Surabaya mengaku suasana Imlek tahun ini berbeda seperti sebelumnya. Selama sembahyang wajib menggunakan masker, cuci tangan dan cek suhu.

"Kalau ada upacara-upacara keramaian kita nggak ada. Sudah (Ada pemberitahuan dari pengelola) ada pembatasan," ungkap Tejo.

Pada malam tahun baru imlek, Tejo mengaku melaksanakan sembahyang sendiri di rumah sekitar pukul 23.00 WIB. Selanjutnya siang hari baru di klenteng.

"Selama pandemi ini, kita nggak ada kumpul-kumpul keluarga. Nggak ada angpao-angpaoan itu nggak ada. Kita telepon-telepon aja," tandas Tejo.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.