Guru Besar Biologi Molekuler Universitas Airlangga (Unair), Profesor Chaerul Anwar Nidom angkat bicara soal pernyataan bahwa virus Corona bukan dari laboratorium di China. Pernyataan itu disampaikan tim WHO yang menyelidiki asal-usul COVID-19.
"Ya karena virusnya kan ndak bisa ditanya. Jadi apa pun pendapatnya bisa saja diputar balik, kan gitu. Kecuali virusnya bisa diinterogasi kayak yang dilakukan pihak penyidik kan baru ketahuan," ujar Prof Nidom saat berbincang dengan detikcom, Rabu (10/2/2021).
"Itu lah problematikanya. Jadi siapa pun mau mengatakan dari mana dari mana itu bisa saja dilakukan kan. Itu kan bisa demi kepentingan politik, demi kepentingan yang lain-lain," imbuhnya.
Nidom kemudian mengingatkan kembali bagaimana awal kemunculan virus Corona yang terdeteksi di Kota Wuhan, China, yang sempat mempunyai banyak nama. Namun pada akhirnya semua menyebut sebagai Corona Virus Disease 2019 atau COVID-19.
"Sama dengan dulu memberi nama virus COVID ini disebut juga dengan Wuhan virus, terus pemerintah China protes karena nanti akan tertulis selama-lamanya. Sehingga diganti dengan SARS CoV. Kemudian penyakitnya juga dulu disebut penyakit Wuhan. Protes lagi makanya disebut Corona Virus Disease 2019 atau COVID-19," tutur Nidom.
"Tapi letusan itu kan dari Wuhan. Seandainya bukan dari Wuhan kan tidak bisa kita mengatakan bahwa ini pandemi. Jadi titik episentrum awal ini dari Wuhan. Nah sekarang sebelum dikatakan dari Wuhan dan sebagainya, ada dari mana-mana kan yang dicurigai dari Amerika dan sebagainya. Nah kalau ini benar berita seperti itu harusnya pemerintah China menuntut pemerintah Amerika," tambahnya.
Menurut Nidom, meski ada perdebatan mengenai asal-usul virus Corona, masyarakat dunia sudah terlanjur mempercayai bahwa pandemi ini memang bukan alamiah. Hal ini kemudian membuat WHO turut ikut menyelidiki muasalnya.
Simak Video: Penularan COVID-19 dari Frozen Food Butuh Penyelidikan Lebih Lanjut
"Sudah berkembang di masyarakat ini bahwa ada suatu penyakit yang bukan alamiah. Jadi ada kepercayaan dan keyakinan dari masyarakat dunia bahwa COVID ini apakah wabah alam atau wabah buatan. Sehingga WHO ini perlu turun untuk meyakinkan masyarakat dunia. Nah ini tergantung dari kemampuan WHO untuk menyelidiki itu," terangnya.
Sebelumnya, tim pakar internasional yang menyelidiki asal-usul COVID-19 menolak anggapan bahwa virus Corona berasal dari laboratorium di China. Peter Ben Embarek, Kepala Misi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan sangat tidak mungkin virus itu adalah bocoran dari laboratorium di Kota Wuhan.
Dia mengatakan perlu penyelidikan lebih lanjut untuk mengidentifikasi sumber virus. Penyelidikan sekarang bisa fokus di Asia Tenggara, kata seorang pakar kesehatan.
Tim WHO saat ini dalam tahap akhir misi investigasi mereka. Wuhan yang terletak di Provinsi Hubei adalah tempat virus COVID-19 pertama kali dideteksi pada 2019. Sejak itu, lebih dari 106 juta kasus dan 2,3 juta kematian telah dilaporkan di seluruh dunia.