"Sudah memiliki skil melukis dari rumah dan diperdalam lagi di pondok pesantren keahlian melukisnya. Dan ditambah bisa saling tukar ilmu dan teknik melukis dengan pengajar dan para santri yang suka melukis. Jadi hasil karya lukis bisa sempurna seperti ini hasilnya. Jadi untuk 1 karya lukis bisa 1 hingga 3 hari. Tinggal lihat kerumitan dan kesulitan sketsa wajah yang akan dilukis," ujar seorang santri Ponpes Riyadhlus Sholihin, Muhamad Hasani, Rabu (10/2/2021).
Ponpes tersebut berada di Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo. Guratan pensil dari para santri begitu detail. Sehingga sketsa yang sudah jadi begitu halus dan menyerupai gambar aslinya.
Biasanya, santri membuat sketsa wajah ulama zaman dulu, hingga sketsa tokoh pahlawan nasional. Namun tidak hanya itu, santri juga menggambar sesuai pesanan para pembeli.
Saat ini yang laris dipesan adalah sketsa wajah dari almarhum Syekh Ali Jaber, yang merupakan ulama kharismatik yang mengkampanyekan membaca Al-Qur'an.
Selain karena sudah mempunyai bakat, di pondok mereka juga diberi pelajaran seni rupa dan teknik melukis dengan media kaca. Sehingga teknik menggambar hingga hasil yang diinginkan benar-benar sesuai dengan wajah yang akan dilukis.
Untuk harga sketsa wajah hasil karya santri-santri ini berkisar Rp 100 ribu hingga Rp 1 juta. "Selain mempunyai bakat terpendam, pelajaran seni rupa dari pondok pesantren tempat menimba ilmu agama, dan saling bekerja sama juga mempengaruhi setiap karyanya. Hanya membutuhkan ketelatenan secara detail agar gambar benar-benar halus, dan dilirik para pembeli dan pencinta karya lukis" jelas Hasani.
Sebelum pandemi COVID-19, biasanya ratusan sketsa ini dipamerkan seminggu sekali pada saat jadwal wali santri menjenguk anak-anaknya. Lalu ikut pameran seni di dalam kota mau pun luar kota. Sekali pameran bisa meraup keuntungan mencapai Rp 5 juta sampai Rp 7 juta.
Selain seni rupa, mereka juga bisa membuat tulisan kaligrafi yang sudah diakui di tingkat nasional. Baik seni rupa atau kaligrafi sudah masuk dalam kurikulum di Ponpes Riyadhlus Sholihin.
"Di Ponpes Riyadhlus Sholihin untuk pengembangan minat dan bakat sebenarnya sudah lama diajarkan fokus seni rupa. Itu pengembangan dari kaligrafi ke lukis sketsa wajah sudah berjalan 2 tahun ini. Alhamdulillah program ini banyak santri berminat di kaligrafi dan lukis sketsa bisa menggunakan media daur ulang. Seperti sandal juga dilukis sama santri. Setiap satu santri dilatih 1 minggu 1 kali, dan untuk seni rupa dan kaligrafi setiap santri setiap hari, biasanya hasil karya laku ke para wali santri saat datang ke ponpes dan tamu saat ziarah ke makam pengasuh. Hasil setiap ada pameran kita mendapat keuntungan Rp 5 juta, dan hasil penjualan untuk pengembangan santri. Baik sarana dan prasarana, untuk santri tidak ada honor. Namun keikhlasan santri," kata Ustaz Hafid Ahmad Syarif, pengajar di Ponpes Riyadhlus Sholihin. (sun/bdh)