Namun Plt Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana mengaku pembatasan mobilitas warga masih jadi fokus pihaknya. Sebab mulai sore, mobilitas warga Surabaya di jalan raya masih tinggi. Pihaknya belum menemukan metode yang pas untuk pembatasan mobilitas warga Surabaya.
"Ini yang lagi kita bahas setiap hari, bagaimana kita membatasi mobilitas, atau kegiatan warga Kota Surabaya. Karena sering kita lihat jam 5 sore masih padat di jalan-jalan," kata Whisnu Sakti kepada wartawan di Balai Kota Surabaya, Senin (8/2/2021).
Bagaimana metodenya yang tepat, Whisnu mengatakan Pemkot Surabaya terus berkoordinasi dengan Forkopimda untuk menemukan metode pembatasan mobilitas yang tepat.
"Pembatasan mobilitas ini harus seperti apa, supaya lebih aman semua. Tapi juga pengertian masyarakat Kota Surabaya yang kita butuhkan untuk terus membatasi mobilitas dirinya, jadi tidak penting jangan keluar rumah," jelas Whisnu.
Pihaknya bersama Forkopimda saat ini terus melakukan evaluasi pembatasan mobilitas warga. Salah satunya sudah dilakukan penutupan Jalan Mayjen Sungkono saat akhir pekan. Namun jalur-jalur alternatif masih terjadi penumpukan.
"Salah satunya kemarin di akhir pekan kita tutup di Mayjen Sungkono, tapi ada evaluasi. Ternyata di pagi hari ada mobilitas yang tinggi di sekitar jalan-jalan alternatif. Itu akan menimbulkan kemacetan ada kerumunan, kita evaluasi dibuka lebih awal dua jam. Seperti itu kita evaluasi setiap hari," ungkap Whisnu. (fat/fat)