Data dari PPGA Raung di Dusun Mangaran, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Senin (8/2/2021 sekitar pukul 01.00 WIB, asap Gunung Raung terlihat jelas membumbung tinggi 1.200 meter dari puncak.
"Visual Gunung Raung malam ini masih terpantau mengeluarkan abu vulkanik mengarah ke timur. Tetap waspadai adanya hujan abu," ujarnya kepada wartawan.
Sementara pantulan cahaya api dari material pijar masih nampak di asap itu. Untuk kegempaan, Tremor Menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 3-15 mm (dominan 6 mm).
"Masyarakat kita minta menggunakan masker dan kacamata jika beraktivitas di luar. Sementara jarak aman di level waspada Gunung Raung masih 2 kilometer dari puncak," tandasnya.
Sementara meski wilayah Banyuwangi hujan, abu vulkanik Gunung Raung masih terasa pedih di mata bagi pengendara kendaraan bermotor roda dua. Khususnya masyarakat yang berada di Kota Banyuwangi.
"Abu masih turun di Banyuwangi. Belum ada tanda-tanda reda. Tidak terlihat mata langsung, tapi kalau naik kendaraan akan terasa perih. Apalagi kita kalau tidak menggunakan kacamata atau helm yang berpelindung kaca. Pasti perih," ujar Wan Abu, warga Kampung Arab kepada detikcom.
Abu vulkanik Gunung Raung membuat Bandara Banyuwangi sempat ditutup sementara. Penutupan dilakukan mulai pukul 08.50 hingga 14.50 WIB dan diperpanjang selama 6 jam pada hari Minggu, (7/2/2021).
BMKG Kelas III Banyuwangi mengamati melalui citra satelit Himawari, hujan abu mengarah ke Timur dan Tenggara. Pada Pantauan itu, abu naik terbawa angin hingga 5.000 kaki dengan kecepatan 20 knot. Imbasnya sebaran abu vulkanik terjadi di sebagian kawasan Banyuwangi, Jembrana dan Buleleng, Bali hingga Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB). (fat/fat)