Rowo Bayu Lokasi Peristirahatan Prabu Tawang Alun yang Diselimuti Cerita Horor

Urban Legend

Rowo Bayu Lokasi Peristirahatan Prabu Tawang Alun yang Diselimuti Cerita Horor

Ardian Fanani - detikNews
Minggu, 07 Feb 2021 09:50 WIB
Rowo Bayu, Tempat Angker Yang Merupakan Lokasi Perang Puputan Bayu
Telaga Rowo Bayu pertapaan salah satu raja Blambangan (Foto: Ardian Fanani/detikcom)
Banyuwangi - Rowo Bayu tak hanya dikenal perang Puputan Bayu yang sangat keji. Namun juga sebagai tempat peristirahatan terakhir salah satu Raja Blambangan yang tak menginginkan ada perang saudara di kerajaannya. Adalah Prabu Tawang Alun. Raja Blambangan yang harus meninggalkan tahtanya, dan kemudian jadi pertapa di Rowo Bayu.

Sebelum menjadi lokasi pertapaan, Rowo Bayu merupakan hutan lebat yang angker dan menyimpan kisah mistis dan cerita horor. Karena sangat angker, tak ada yang berani ke hutan tersebut. Sampai akhirnya Prabu Tawang Alun yang menemukan tempat tersebut.

"Cerita lain Rowo Bayu ini adalah lokasi pertapaan dan moksa Prabu Tawang Alun. Dulunya ini adalah hutan angker dan tidak dijamah oleh manusia," ujar Hasnan Singodimayan, Budayawan Banyuwangi kepada detikcom, Minggu (7/2/2021).

Munculnya niatan bertapa Prabu Tawang Alun, kata Hasnan, kala itu, Prabu Tawang Alun ditunjuk oleh sang ayah untuk memimpin kerajaan karena ia adalah anak tertua. Namun, adiknya Wilabrata iri dengan tahta yang diberikan kepada Prabu Tawang Alun. Untuk menghindari perdebatan, Prabu Tawang Alun mengalah dan membiarkan sang adik mengambil tahta tersebut.

"Wilabrata iri, kemudian Prabu Tawang Alun akhirnya meninggalkan kerajaan untuk bertapa. Prabu Tawang Alun kemudian mendapat bisikan untuk meninggalkan kerajaan untuk berjalan ke arah hutan. Sang Hyang Widhi membisikan kepada Prabu Tawang Alun untuk mengikuti Macan Putih. Harimau putih tersebut menuntun Prabu Tawang Alun sampai ke Rowo Bayu," tambahnya.

Pendukung Prabu Tawang pun ikut menyepi di Telaga Rowo Bayu. Bahkan, kata Hasnan, hal ini membuat Kerajaan Blambangan yang dipimpin oleh Wilabrata pun terusik. Mereka mengira, Prabu Tawang Alun mengumpulkan masyarakat untuk menyerang Blambangan.

"Hingga akhirnya Wilabrata datang sendiri ke Rowo Bayu bertemu dengan kakak kandungnya. Namun sayang, saat bertemu dengan kakak kandungnya, Wilabrata langsung menusuk sang kakak. Tapi anehnya, justru Wilabrata yang terluka dan kemudian mati," bebernya.

Juru kunci Rowo Bayu, Mbah Saji mengatakan, Prabu Tawang Alun dipercaya moksa di sekitar telaga Rawa Bayu. Tempat ini dipercaya sebagai tempat favorit Prabu Tawang Alun meditasi.

Lokasi meditasi sang Raja berada di pojok kanan sebelah utara dari telaga. Lokasi itu kini dibangun seperti candi, menutupi sebuah batu yang tercetak bekas kaki sang Prabu Tawang Alun selama meditasi.

"Di sini ada cetakan kaki saat meditasi Prabu Tawang Alun, Raja Blambangan kala itu. Ini dipercaya masyarakat tempat yang sakral," ujar Mbah Saji, juru kunci Rowo Bayu kepada detikcom.

Telaga ini memang sangat rimbun dan menyejukkan. Apalagi ditambah dengan gemericik air dari tiga mata air di sekitar lokasi bangunan meditasi. Yaitu Sumber Kamulyan, Sumber Rahayu dan Sumber Panguripan. Mata air ini belum pernah berhenti mengalir meski musim kemarau panjang sekalipun. Keberadaannya sangat dihormati dan disakralkan.

Mbah Saji mengakui banyak kejadian mistis terkadang muncul di Rowo Bayu. Namun dia menganggap itu biasa. Wewangian muncul pada bulan-bulan dan hari-hari tertentu.

"Namanya tempat sakral pasti menjadi tempat yang bisa untuk meditasi. Asal tidak mengganggu dan bertujuan baik. Warga sekitar yang akan menggelar hajat pasti datang kesini berdoa kepada Tuhan," pungkasnya.

Cerita hantu

Tak hanya cerita tentang Perang Puputan Bayu dan Prabu Tawang Alun, Telaga Rowo Bayu, dipercaya menjadi tempat makhluk halus. Ada dua makhluk halus yang berbeda yang mendiami telaga yang selalu berwarna hijau ini. Manusia yang bertemu dengan kedua makhluk halus ini akan tak sadarkan diri dan akan melupakan pertemuan itu.

Hal itu di ungkapkan oleh Suwadi (65) tokoh masyarakat sekitar Telaga Rowo Bayu. Menurutnya, masyarakat sekitar percaya ada dua sosok makhluk halus yang mendiami atau menjadi penunggu Rowo Bayu. Salah satunya adalah Ki Jalu. Bisa dibilang Ki Jalu adalah makhluk terkuat di Rowo Bayu yang menjaga daerah tersebut.

"Ada yang namanya Ki Jalu. Warga sekitar menamai seperti itu. Entah artinya apa," ujarnya kepada detikcom.

Suwadi mengaku tak ada yang tahu bagaimana sosok Ki Jalu ini. Sebab, meski ia selalu ada di sana, tak sembarang orang bisa melihat sosoknya. Jika ada yang tak sengaja bisa melihat Ki Jalu saat berkunjung ke Rowo Bayu dapat dipastikan orang itu tak akan kuat dan pingsan.

"Yang pasti pingsan. Dan pasti akan lupa bertemu di mana. Tapi mereka akan ingat ada sosok yang berbahaya di Rowo Bayu," tambahnya.

Rowo Bayu, Tempat Angker Yang Merupakan Lokasi Perang Puputan BayuTelaga Rowo Bayu disebut tempat angker lokasi Perang Puputan Bayu/Foto: Ardian Fanani

Selain KI Jalu, kata Suwadi, Telaga Rowo Bayu juga dijaga oleh Nyai Resek dan para prajuritnya. Nyai Resek memiliki paras yang elok dan menawan, hingga siapapun yang melihatnya tak akan kuat menahan pesonanya. Mereka akan pingsan dan melupakan pertemuan itu. Bahkan pernah ada cerita ada beberapa pemuda yang penasaran dengan Nyai Resek, dan mencoba mencarinya di Rowo Bayu.

"Hingga salah seorang pemuda bermalam di dekat petilasan Prabu Tawang Alun, untuk meminta petunjuk nomor togel. Pemuda itu sengaja ngintip petilasan dan disana ada 3 jasad orang mati. Sesaat setelahnya, muncul sesosok wanita yang menawarkannya bungkusan daun pisang berisi nasi kuning. Kemudian pingsan. Pas sadar bungkusan itu dibuka ternyata isinya kepala dan kaki kambing," ujarnya.

Suwadi mengaku bagi siapapun yang datang ke Rowo Bayu hendaknya memiliki tujuan yang baik. Sebab, jika tidak akan mendapatkan hal yang mengerikan. Apalagi jika sampai punya niatan buruk saat datang ke Rowo Bayu. Bahkan dua tahun lalu lokasi ini dikaitkan dengan cerita horor 'KKN Desa Penari'.

"Jika niatannya baik akan baik pula. Tapi jika niatannya buruk bisa-bisa tidak kembali di alam nyata," pungkasnya.

Kejanggalan di Rowo Bayu tidak hanya terjadi di sekitar petilasan dan telaganya saja, namun di tiga sendang mata air utamanya mata air kepatren yang dijaga oleh patung Dewi Gangga. Jalur menuju mata air Dewi Gangga ini harus melewati pohon besar berusia ribuan tahun, yang konon siapapun yang beritikad tidak baik akan dihentikan dengan sesosok raksasa berambut api. Semua hal mistis yang terjadi di Rowo Bayu, tak berhenti hingga kini. Oleh karena itulah, jika Anda ingin berkunjung dan merasakan aura mistis di Rowo Bayu secara langsung tetaplah berhati-hati.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.