Ingatan Sarirejo menerawang jauh ke akhir 2006 saat berbincang dengan detikcom. Dia mengingat kembali kecelakaan yang membuatnya sempat terpuruk 14 tahun silam. Betapa tidak, kecelakaan tersebut merenggut kedua kakinya.
"Saat itu saya berangkat kerja, mau mendahului truk gandeng dari kanan, saya terserempet truk dari arah berlawanan. Saya jatuh, kaki saya terlindas truk gandeng," kata bapak anak satu ini sambil duduk di kursi roda di kantor Satlantas Polres Mojokerto, Sabtu (6/2/2021).
Tidak hanya kedua kakinya harus diamputasi, kecelakaan tersebut membuat Sarirejo kehilangan istri dan pekerjaannya sebagai satpam. Karena sang istri enggan menerima kondisinya yang cacat permanen.
"Setelah kecelakaan, istri tidak bisa menerima kondisi saya. Saya nikah lagi dengan istri yang juga difabel," cetusnya.
Kehilangan dua kaki sempat membuat Sarirejo terpuruk. Beruntung keluarganya terus mendukungnya. Sehingga pria asal Desa Pekuwon, Kecamatan Bangsal, Mojokerto ini berhasil bangkit.
"Karena dukungan keluarga saya dan hidayah dari Allah SWT, muncul semangat di diri saya. Saya yakin ini sudah menjadi takdir saya sehingga saya harus semangat menjalani hidup," terangnya.
Untuk menafkahi istri dan satu anaknya, Sarirejo menjadi tukang servis kompor gas. Dia juga menjual peralatan kompor elpiji di rumahnya.
Bahkan, Sarirejo menjadi salah satu penyandang disabilitas yang dipercaya menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas di Mojokerto. "Saya mengajak masyarakat supaya berhati-hati di jalan, tidak usah ngebut. Kalau berangkat kerja jangan mepet waktunya supaya tidak terburu-buru di jalan," tegasnya.
Satlantas Polres Mojokerto mengundang belasan penyandang disabilitas di acara edukasi pelopor keselamatan berlalu lintas korban pasca kecelakaan dan komunitas disabilitas hari ini.
Polisi juga memfasilitasi mereka untuk mendapatkan SIM D. Yaitu SIM khusus difabel. Hari ini saja, ada 9 penyandang disabilitas yang berhasil mendapatkan SIM tersebut.
"Difabel di Mojokerto banyak sekali, ada lebih dari 1500 orang, mudah-mudahan ini berkelanjutan," kata Suryadi, Ketua Komunitas Difabel Motorcycle.
Kapolres Mojokerto AKBP Dony Alexander menuturkan, pelayanan pengurusan SIM D untuk para penyandang disabilitas ini menjadi salah satu upaya menuju Polri yang Prediktif Responsibilitas Transparan Berkeadilan (Presisi). Dia berjanji bakal melayani difabel lainnya secara bertahap agar mendapatkan surat izin mengemudi.
"Harapan kami bisa memberi energi positif sehingga mereka lebih percaya diri dan lebih bersemangat memberi nafkah ke keluarga masing-masing," pungkasnya.