Enggan di Tempat Pengungsian, Korban Banjir Jombang Dirikan Tenda Darurat

Enggan di Tempat Pengungsian, Korban Banjir Jombang Dirikan Tenda Darurat

Enggran Eko Budianto - detikNews
Sabtu, 06 Feb 2021 18:17 WIB
tenda pengungsian banjir di jombang
Enggan di tempat pengungsian, pengungsi banjir dirikan tenda Foto: Enggran Eko Budianto
Jombang - Sebagian korban banjir di Desa/Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Jombang menolak mengungsi ke tempat yang disediakan pemerintah. Mereka memilih mendirikan tenda darurat di tanggul Sungai Brantas.

Itu dilakukan para korban banjir di Dusun Kedung Gabus, Desa Bandar Kedungmulyo. Mereka mendirikan tenda darurat di tanggul Sungai Brantas yang tidak terendam air. Puluhan tenda darurat berjajar di sepanjang tanggul.

Para pria, emak-emak hingga anak-anak mengungsi di tempat ini. Mereka tidur di dalam tenda beralaskan karpet lantai. Para pengungsi rela memasak makanan sendiri di lokasi.

Seperti yang dilakukan Siti Saroh (50), pengungsi asal Dusun Kedung Gabus. Dia mendirikan tenda darurat di tanggul Sungai Brantas sejak Jumat (5/2) sekitar pukul 23.00 WIB. Karena banjir sudah merendam rumahnya.

tenda pengungsian banjir di jombangTenda darurat berjajar di tanggul sungai (Foto: Enggran Eko Budianto)

"Ini ala kadarnya, pakai terpal. Satu terpal dipakai semuatnya karena kami sama-sama terkena musibah," kata Siti kepada wartawan di lokasi pengungsian, Sabtu (6/2/2021).

Siti mengaku tidak tenang mengungsi di tenda darurat tanggul Sungai Brantas. Betapa tidak, saat hujan turun, tenda pasti akan tergenang oleh air.

"Sebenarnya takut di tanggul. Pak lurah (Kades Bandar Kedungmulyo) menganjurkan disuruh merapat ke balai desa, tapi terlalu jauh," terangnya.

Siti dan pengungsi lainnya terpaksa memasak makanan sendiri. Dia berharap pemerintah segera mengirim bantuan makanan dan air bersih.

"Kebutuhan air bersih dan makanan. Supaya kami tidak sakit. Kami juga kesulitan mandi. Cuma pakai air mineral untuk gosok gigi dan cuci muka," ungkapnya.

Hal senada dikatakan Mahmudah (50), pengungsi asal Kedung Gabus. Meski kesulitan tidur di tenda darurat, dia enggan pindah ke pengungsian yang disediakan pemerintah.

"Saya mengungsi sama suami. Tadi ditawari ke balai desa, tapi suami tak mau karena jauh," cetusnya.

Kepala Desa Bandar Kedungmulyo Zainal Arifin menjelaskan, banjir sejak Jumat (5/2) sekitar pukul 22.00 WIB, melanda Dusun Kedungasem, Bandar dan Kedung Gabus. Banjir berdampak terhadap 3.500 jiwa.

"Pengungsi di kantor desa sekitar 400 orang. Kalau yang di tanggul belum terdata," jelasnya.

Zainal mengaku menyiapkan tiga tempat pengungsian untuk warganya. Yakni di kantor desa, serta di SDN Bandar Kedungmulyo 1 dan 2.

Dia berharap warga Dusun Kedung Gabus bersedia pindah ke tempat pengungsian tersebut. Sehingga pengiriman makanan, minuman dan obat-obatan lebih efektif. Meski begitu, pihaknya akan menyuplai makanan dan minuman untuk pengungsi di tanggul Sungai Brantas.

"Harapan kami pengungsian difokuskan di tiga titik supaya cepat penanganannya. Kami berusaha bersama pihak kecamatan dan Tagana untuk segera mengevakuasi masyarakat. Kami khawatir kalau hujan mereka sakit," tandasnya.

Halaman 2 dari 2
(iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.