MUI Banyuwangi Sebut Perdunu Berstigma Negatif: Tapi Kami Husnuzan

MUI Banyuwangi Sebut Perdunu Berstigma Negatif: Tapi Kami Husnuzan

Ardian Fanani - detikNews
Sabtu, 06 Feb 2021 14:32 WIB
Ketua MUI Banyuwangi KH Ahmad Yamin
Ketua MUI Banyuwangi KH Ahmad Yamin (Foto: Ardian Fanani)
Banyuwangi - Munculnya Persatuan Dukun Nusantara (Perdunu) di Banyuwangi memunculkan sejumlah komentar dari sejumlah pihak. Salah satunya Majelis Ulama Indonesia (MUI) Banyuwangi.

Ketua MUI Banyuwangi KH Ahmad Yamin mengatakan dia juga telah mendengar bahwa di Banyuwangi ada Perdunu. Hanya saja, MUI Banyuwangi belum berstatemen resmi sebelum digelarnya klarifikasi.

"Kami sebenarnya belum memberikan statemen resmi terkait dengan adanya Perdunu. Tapi kita sudah dengar," ujar Kiai Yamin kepada detikcom, Sabtu (6/2/2021).

Menurut Kiai Yamin, yang perlu digarisbawahi adalah stigma negatif yang muncul atas adanya Perdunu. Sebab sampai saat ini, Banyuwangi sudah berkembang menjadi kota yang bagus, jika kembali lagi menjadi kota santet, maka akan memperburuk citra dari Banyuwangi.

"Itu yang kita pikirkan. Makanya jangan sampai ada stigma itu muncul kembali," Kiai Yamin.

Namun pihaknya masih berhusnuzan atau berprasangka baik terhadap deklarasi berdirinya Perdunu tersebut. Kalau memang keberadaan Perdunu ini adalah kumpulan orang untuk mengobati dan tetap minta kepada Allah SWT, dan sesuai tuntunan Rasulullah tidak menjadi masalah.

"Tapi kami husnuzan, sepanjang memang pendekatannya dengan cara merangkul agar tidak melenceng dari keimanan dan keislaman," ungkap Kiai Yamin.

"Karena segala sesuatu datangnya dari Allah dan pasti akan kembali kepada Allah SWT. Sakit datangnya dari Allah dan sembuh juga dimintakan kepada Allah," Kiai Yamin.

Yang repot, kata Kiai Yamin, jika Perdunu ini adalah persatuan atau kumpulan orang yang mengajarkan tindakan atau perbuatan yang menyesatkan terhadap kemurnian tauhid, apalagi jika sampai muncul istilah 'Membunuh tanpa menyentuh.

Pihaknya juga berprasangka baik mengenai adanya Festival Santet yang akan digelar Perdunu. Bisa jadi,yang dimaksud dan akan diselenggarakan Perdunu adalah cara menanggulangi santet, sihir dan tenung. Misalnya mereka memberikan informasi cara menanggulangi atau menangkal santet dengan cara-cara yang islami sesuai tuntunan, seperti contohnya mau tidur berwudu membaca Al-Aqur'an, dengan cara meminta perlndungan kepada Allah SWT.

"Intinya, sepanjang apa yang dilakukan tidak bertentangan dengan tauhid, dan sesuai tuntunan Rasulullah SAW serta meminta kepada Allah SWT, saya kira tidak ada masalah. Yang jadi masalah jika Perdunu ini justru kumpulan orang mengajarkan untuk menyembah dan meminta pertolongan selain kepada Allah SWT," Kiai Yamin. (iwd/iwd)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.