Beruntung, saat pohon itu tumbang arus lalu lintas sedang sepi. Sehingga tidak sampai menimpa kendaraan dan menimbulkan korban. Meski demikian, kemacetan arus lalu lintas sempat tak terelakkan. Antrean kendaraan, baik dari arah Surabaya maupun Banyuwangi, pun mengular cukup panjang.
"Macetnya itu sekitar satu jam. Ya gak bisa jalan, harus menunggu sampai kayu yang tumbang selesai dipotong-potong dan dipinggirkan. Saya pas perjalanan pulang dari Banyuwangi," kata Yudi, sopir truk yang ikut terjebak macet, Kamis (4/2/2021) dini hari.
Insiden pohon asam tumbang itu terjadi saat hujan deras disertai angin kencang, Rabu (3/2) malam. Pohon asam berukuran besar yang ada di tepi jalan raya Desa Pesanggerahan tiba-tiba tumbang. Celakanya, robohnya pohon itu mengarah ke jalan raya dan menutup hampir seluruh badan jalan.
Beruntung saat bersamaan tidak ada kendaraan yang melintas. Namun, semua kendaraan yang hendak lewat akhirnya terhalang hingga memicu kemacetan. Tahu begitu, petugas gabungan langsung turun ke lokasi. Mulai dari personel Satlantas, BPBD, Tagana, hingga petugas dari Bina Marga. Dibantu warga, mereka mengevakuasi bangkai pohon. Usai dipotong-potong, pohon lalu ditarik ke pinggir jalan.
"Setelah evakuasi selesai arus lalu lintas normal lagi. Kami bersyukur tidak ada korban jiwa maupun cedera dalam kejadian ini," tandas Puriyono, Koordinator Pusdalops BPBD Situbondo.
Selesai? Ternyata masih belum. Antrean kendaraan yang mulai terurai juga masih terus dijaga aparat kepolisian. Petugas mengantisipasi terjadinya saling terombol, hingga bisa memicu kemacetan lagi. Sambil terus mengatur arus lalin, sebagian polisi juga terus menyampaikan woro-woro lewat pengeras suara, agar kendaraan tidak saling terombol.
"Semua pengendara dimohon sabar dan tidak saling mendahului. Karena itu bisa menimbulkan kemacetan baru. Jadi, sekali lagi mohon sabar dan tidak terburu-buru," demikian polisi lewat pengeras suara. (fat/fat)