"Bahwa kami targetkan seminggu dari hari ini (Minggu) pekerjaan sudah selesai sampai dengan struktur badan jalan. Sehingga pada 8 Februari lalu lintas normal lagi dan tiga jalur beroperasi normal," ujar GM Representative Office 3 Jasa Marga Transjawa Tollroad Regional Division, Hendri Taufik di lokasi, Minggu (31/1/2021).
Hendri menjelaskan, ada sejumlah kendala yang dihadapi oleh pekerja untuk memperbaiki jalan yang longsor tersebut. Seperti kendala curah hujan.
"Kendala curah hujan karena pekerjaan ini saat hujan deras dihentikan. Kalau hujannya sedang, ringan, teman-teman di sini akan kami kerahkan untuk tetap bekerja," jelasnya.
Hendri mengakui bahwa longsor yang terjadi di lajur tol Surabaya Gempol KM 6+200 berdampak terhadap kepadatan lalu lintas tol. Khususnya mulai dari kawasan Tanjung Perak hingga Dupak.
Guna mengurangi kepadatan itu, pihaknya melakukan berbagai rekayasa lalu lintas. Di antaranya rekayasa jenis kendaraan. Untuk kendaraan besar melewati jalur paling kanan, sedangkan kendaraan kecil melewati jalur kiri. Selain itu, pihak Jasa Marga juga menyiapkan rekayasa lalu lintas kontra flow.
"Kami sudah mempersiapkan pengaturan kontra flow apabila dibutuhkan dengan diskresi kepolisian. Siap kita realisasikan, tinggal realisasi jamnya. Secara kapasitas, lajur ini memang jalur pada dan 3 lajur terisi. Saat ada pengurangan jalur, ada pengurangan 25 persen kendaraan," imbuhnya.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang sempat melihat langsung proses perbaikan lajur yang longsor, berharap 8 Februari lajur tersebut bisa beroperasi normal.
"Bahwa di KM 6+200 ini terjadi longsor. Penanganan sudah cepat. Proses secara scientific sudah dilakukan, diprediksi lancar, cuaca berseiring agar lalu lintas di sini Demak-Waru bisa lancar dan 8 Februari sudah normal. Pekerjaan di sini dilakukan 24 jam, dan cuaca bisa mendukung proses perencanaan," ungkap Khofifah. (sun/bdh)