Minimnya fasilitas kesehatan di wilayah Kepulauan Sumenep, membuat layanan kesehatan sangat tidak maksimal. Sehingga banyak pasien harus dirujuk ke daratan Sumenep, agar mendapat layanan kesehatan lebih maksimal.
Namun risikonya, pasien yang dirujuk belum tentu bisa bertahan ketika menjalani perjalanan dengan kapal yang memakan waktu hingga berjam-jam. Seperti yang dialami pasien bernama Liana (18) warga Pulau Desa Saobi, Kecamatan Kangayan, Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep.
Liana menderita animea. Pasien meninggal setelah menempuh perjalanan sekitar 10 jam dari Pelabuhan Batu Guluk Kangean ke Pelabuhan Kalianget Sumenep.
Islahul Amri, perawat yang mendampingi pasien tersebut mengatakan, sebelum dirujuk ke daratan Sumenep, pasien tersebut sempat menjalani perawatan di Puskesmas Kangayan selama 10 hari. Kemudian dirujuk ke RSUD Abuya Kangean 2 hari, karena membutuhkan transfusi darah. Lalu pasien dirujuk lagi ke RSI Garam Kalianget, Sumenep.
"Jadi di RSUD Abuya itu tidak ada transfusi darah kita rujuk ke Sumenep penyakitnya itu animea," kata Islahul, Kamis (28/1/2021).
Menurut ABK Kapal Dharma Bahari Sumekar 3, Haryono, pasien tersebut ikut dari Pelabuhan Batu Guluk Kangean pada Rabu (27/1) sore. Yang bersangkutan meninggal setelah kapal menempuh perjalanan hampir 10 jam, dan sudah mau bersandar di Pelabuhan Kalianget pada dini hari tadi.
"Naiknya dari Batu Guluk. Ya kondisi namanya orang sakit ya biasa-biasa saja. Cuma setelah perjalanan kira-kira hampir sampai kapal belum sandar, meninggal dunia," kata Haryono.
Jenazah pasien tersebut dibawa pulang kembali ke kampung halamannya. Yakni di Desa Saobi, Kepulauan Kangean. (sun/bdh)