Kepala Dinas PUPR Trenggalek Ramelan mengatakan saat ini tingkat kerusakaan jalan kabupaten merata di 14 kecamatan. Dengan kondisi terparah terjadi di ruas Karangan-Nglongsor. Kerusakan jalan itu semakin parah saat memasuki musim hujan.
"Yang bisa kami lakukan hanya sekedar tambal-tambal saja. Seperti contohnya di depan Al Askar itu, sudah tiga kali diperbaiki, seharunya dibongkar dan diperbaiki pondasinya, tapi karena keterbatasan anggaran ya hanya bisa ditambal saja," kata Ramelan, Selasa (19/1/2021).
Baca juga: Jalan Berlubang di Jember Renggut 3 Nyawa |
Dia menjelaskan, untuk pemeliharaan jalan membutuhkan anggaran yang cukup besar. Namun faktanya anggaran yang tersedia untuk masing-masing kecamatan hanya Rp 200 juta/tahun.
"Tentu sangat kurang sekali ketika anggaran hanya Rp 2,8 miliar. Padahal jalan kabupaten itu panjangnya lebih dari 900 kilometer," ujarnya.
Bahkan pada 2020 sejumlah anggaran di dinas PUPR mengalami restrukturisasi akibat pandemi COVID-19. Kondisi itu mengakibatkan penanganan jalan rusak di Trenggalek menjadi terganggu.
"Itu nanti akan membuat aspal menjadi pecah dan rusak," jelasnya.
Selain itu banyaknya jalan yang rusak di Trenggalek juga diakibatkan oleh sistem pemerataan pembangunan jalan di seluruh wilayah, sehingga kurang memperhatikan kondisi struktur pondasi jalan.
"Kalau dulu memang lebih ke pemerataan, yang penting jalannya di-hotmix," kata Ramelan.
Ke depan pihaknya mulai mengubah sistem pembangunan jalan dengan memperhatikan konstruksi dasar jalan. Pada sejumlah ruas yang dinilai labil akan dilakukan pengerasan dengan sistem beton. "Ya meskipun biayanya mahal, tapi lebih awet," jelasnya.
Sementara disinggung kondisi jalan di ruas Karangan-Nglongsor yang mengalami kerusakan parah, tahun ini dipastikan akan diperbaiki. "Saat ini tahapannya sudah lelang, anggaran yang kami siapkan lebih dari Rp 5 miliar, itu nanti pembangunannya selama empat bulan," imbuh Ramelan.