Camat Nglegok, Aan Ernawanto mengatakan, laporan adanya kematian dengan status konfirmasi positif satu pedagang pasar diterimanya pada Jumat (15/1) pagi. Aan kemudian berkoordinasi dengan lurah setempat untuk menyampaikan masalah ini kepada pedagang pasar dan warga sekitar.
"Dari hasil musyawarah pedagang dan warga sekitar, kami putuskan pasar ditutup sementara selama tiga hari. Mulai Sabtu (16/1) sampai hari ini, Senin (18/1)," jawab Aan dihubungi detikcom, Senin (18/1/2021).
Upaya sterelisasi dilakukan dengan menyemprot disinfektan. Baik di dalam pasar maupun di ruko-ruko yang berada di luar bagian pasar. Selain itu, tracing dan testing pihak Satgas COVID-19 telah dilakukan di internal keluarga dan kontak erat di sekitar pasar.
"Pedagang yang meninggal Jumat (15/1) itu statusnya positif Corona. Jadi pihak satgas yang melakukan tracing dan testing kepada keluarga dan kontak erat. Namun hasilnya belum kami terima. Mereka yang masuk daftar tracing, kami minta isolasi mandiri di rumahnya masing-masing," tambah Aan.
Data per Minggu (17/1), Kecamatan Nglegok masuk zona merah dengan jumlah pasien positif aktif mencapai 22 orang. Klaster keluarga, masih mendominasi penambahan jumlah kasus baru di Kabupaten Blitar.
Angka kematian yang tinggi, juga masih didominasi pasien positif dari klaster keluarga. Untuk itu, Satgas COVID-19 Kabupaten Blitar, berupaya mensentralisir isolasi pasien positif tanpa gejala dalam gedung tersendiri. Berpisah dengan keluarga induknya. Apalagi, jika di dalam keluarga itu ada manula, penderita komorbid dan ibu hamil atau menyusui.
"Ini gedung sentral isolasi di LEC penuh. Kami mohon, gedung isolasi di setiap kampung tangguh kembali aktif.
Kami sangat membutuhkan kerjasama semua elemen masyarakat. Kalau bukan anda yang memutuskan paparan virus ini, siapa lagi," pungkas Jubir Satgas COVID-19 Kabupaten Blitar, Krisna Yekti.
(bdh/bdh)