Kepala Barong Sunar Udara sempat akan dihancurkan oleh Buyut Tompo, sekitar tahun 1900an. Saat itu, Buyut Tompo merasa kekompakan grup keseniannya yang sudah mulai pudar. Ditambah lagi, sakit yang dialami olehnya, tak kunjung sembuh.
"Dengan amarahnya, Buyut Tompo akan menghancurkan kepala Barong. Tapi, belum sempat dilakukan, beberapa warga dan pemain kesenian barong, Kepala Barong disembunyikan dari satu tempat ke tempat yang lain," ujar Setyo Herfendi, pemangku Barong Kemiren generasi keenam, kepada detikcom, Minggu (17/1/2021).
"Sempat Buyut Tompo mendengar kepala Barong ada di rumah si A, Buyut kemudian mendatangi. Tapi kemudian dipindahkan ke tempat lain," tambahnya.
Hingga akhirnya, Buyut Tompo menyadari adanya kesalahan pada dirinya. "Sakit yang dialaminya pun sembuh. Kepala Barong pun akhirnya dikembalikan lagi," jelasnya.
Barong pun sempat pula disita oleh Jepang dan Belanda, pada saat masa penjajahan. Seluruh peralatan hingga Barong pun sempat diletakkan di gudang milik penjajah.
Baca juga: Barong Kemiren Berusia 391 Tahun |
"Tapi ya gitu, cerita leluhur saya, pada saat disita itu, Barong berulah. Tempat untuk menyimpan Barong menjadi angker. Akhirnya dikembalikan lagi ke masyarakat," tambahnya.
Sempat pula dikabarkan oleh masyarakat, kepala Barong Sunar Udara dikabarkan sempat dijual, namun kembali lagi ke pemangku, yakni Buyut Tompo. Hal ini dibantah keras oleh pria yang biasa dipanggil Fendi ini.
"Perlu saya luruskan. Barong ini tidak pernah dijual. Hanya disembunyikan oleh pemain kesenian karena Buyut Tompo akan menghancurkan kepala Barong," pungkasnya.
Hingga kini, Barong Kemiren masih dianggap sakral oleh warga setempat. Barong itu selalu digunakan dalam upacara ritual adat Barong Ider Bumi yang digelar bulan Syawal kedua dan pada upacara ritual Tumpeng Sewu pada bulan Haji. (fat/fat)