Barong Kemiren muncul setelah sepeninggal Buyut Cili, orang pertama yang menempati titik Desa Kemiren. Kesenian di Banyuwangi ini dipercaya muncul pada tahun 1692. Hingga saat ini, sudah ada 6 generasi yang memangku kesenian barong Kemiren.
"Aslinya sudah 11 generasi. Tapi yang kebaca yang diceritakan itu hanya 6 generasi. Sudah 6 generasi yang ada. Saya yang keenam," ujar Setyo Herfendi (33) pemangku Barong Kemiren kepada detikcom, Minggu (6/12/2020).
Pada masa Buyut Cili, belum diketahui siapa pemegang/pemangku pertama Barong Kemiren. Namun, dari berbagai cerita yang diketahui oleh leluhurnya, Barong Kemiren ini dipegang oleh uleg-uleg Sur. Berlanjut pada Kerepeg Sanimah, Canggih Sutompo, Buyut Samsuri hingga Anang Saleh.
"Masing-masing berumur 60 tahun. Sebelum uleg-uleg Sur itu ada yang memegang Barong. Tapi saya tidak tau dan tidak mendapatkan cerita itu. Yang keenam saya yang mewarisi Barong Kemiren ini," ujarnya.
Sementara untuk pemangku yang ditunjuk adalah generasi tertua dalam satu generasi.
"Saya paling tua digenerasi ini. Meski ada yang lebih tua dari saya, tapi dari silsilah saya yang paling tua," pungkasnya.
Berbagai kesenian di Banyuwangi terus lestari, seiring dengan kemajuan zaman. Salah satunya adalah Barong Kemiren. Barong ini dikenal sakral dan menjadi icon Banyuwangi.
Barong kemiren merupakan kesenian kuno asal Banyuwangi dengan bentuk seni pertunjukan rakyat. Kesenian ini diyakini sangat sakral, sehingga ada perlakuan khusus. (fat/fat)