Seorang penyadap getah pinus asal Tulungagung mengaku bertemu harimau. Saat itu ia sedang melakukan aktivitasnya di kawasan hutan Desa Nyawangan, Kecamatan Sendang.
Humas Perhutani KPH Kediri Handoyo mengatakan kejadian yang dialami oleh Damin penyadap getah pinus asal Desa Nglurup, Kecamatan Sendang, Tulungagung terjadi sekitar empat minggu yang lalu. Saat itu yang bersangkutan menjalankan rutinitas penyadapan di kawasan Petak 88C di Desa Nyawangan.
"Saat itu Pak Damin melihat ada seekor harimau berwarna kuning dengan loreng hitam putih. Kebetulan jaraknya agak dekat, sekitar 7 meter dari lokasinya berdiri," kata Handoyo, Senin (11/1/2021).
Saat itu harimau tersebut berjalan di jalanan setapak, yang biasa dilalui para penyadap getah pinus. Namun kemudian hewan dilindungi itu berbelok menjauh dan menuju ke atas kawasan hutan.
Sosok harimau itu disebut berukuran sebesar kambing dewasa dengan ketinggian diperkirakan sekitar 80 sentimeter.
Tak hanya itu keberadaan harimau itu juga dikuatkan dengan temuan bekas jejak kaki yang mirip kaki harimau di lokasi petak yang sama. "Jejak kaki yang diduga harimau itu ditemukan sehari kemudian," jelasnya.
Lihat juga video 'Harimau Muncul di Langkat, Ternak Warga Dimangsa':
Handoyo menambahkan selain kesaksian dari penyadap dan temuan jejak kaki, beberapa hari pascakejadian, para penyadap juga menemukan adanya sisa usus binatang yang berserakan di atas jembatan yang menghubungkan antar Petak 88C dam 87A masuk LMDH Argo Mulyo Desa Nglurup, Kecamatan Sendang.
"Bisa jadi itu adalah sisa buruan dari harimau," ujarnya.
Atas kejadian itu Perhutani mengimbau masyarakat di sekitar hutan maupun para penyadap getah pinus untuk lebih berhati-hati. Namun warga diminta tidak melakukan perburuan terhadap keberadaan harimau tersebut.
Selain itu, Perhutani juga telah berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). "Kami sudah koordinasi dengan BKSDA yang membidangi satwa," ujarnya.
Handoyo menyebut, kawasan hutan di lereng Gunung Wilis atau Gunung Liman tersebut masih dimungkinkan untuk dihuni harimau maupun hewan langka lainnya. Sebab kondisi hutan yang relatif lebat dan terjaga.
"Bahkan elang juga ada di kawasan situ, di atas itu memang kawasan hutan lindung," jelas Handoyo.