Prof Nidom: Wajar Masyarakat Ada yang Takut Vaksin COVID-19

Prof Nidom: Wajar Masyarakat Ada yang Takut Vaksin COVID-19

Esti Widiyana - detikNews
Rabu, 06 Jan 2021 13:13 WIB
Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari Professor Nidom Foundation (PNF), Prof dr Chairul Anwar Nidom
Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari PNF, Prof dr Chairul Anwar Nidom/Foto file: Esti Widiyana
Surabaya -

Vaksin COVID-19 sudah dikirim ke beberapa provinsi, salah satunya Jawa Timur. Namun vaksinasi belum bisa dilakukan karena BPOM belum mengeluarkan izin edarnya.

Peneliti sekaligus Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari PNF, Prof dr Chairul Anwar Nidom mengingatkan agar tidak terburu-buru melakukan vaksinasi. Menurutnya, sebaiknya dilakukan penelitian terlebih dahulu secara mendalam terkait efek samping sebelum vaksinasi kepada masyarakat.

"Saya tidak bisa menjawab mengenai efek penyuntikan. Oleh karena itu harus dilakukan penelitian secara mendalam jangan sampai pertanyaan terkait efek samping terjawab di lapangan. Kalau bisa terjawabnya di ruang laboratorium dengan menggunakan hewan misalnya," kata Nidom saat dihubungi detikcom, Rabu (6/1/2021).

Nidom mengatakan, kurangnya informasi di masyarakat justru menjadi ketakutan tersendiri. Terlebih jika setelah divaksin akan lumpuh hingga meninggal dunia.

"Virus ini baru, vaksinasi baru, pelaksanaan vaksinasi juga tidak ada contohnya. Jadi kalau ada orang mengatakan jangan-jangan kita hanya dijadikan kelinci percobaan, saya bisa menerima meskipun itu tidak tepat. Jadi wajar masyarakat ada yang takut," ujarnya.

Tonton video 'Target Jokowi, 29,55 Juta Vaksin Corona Terdistribusi Hingga Maret 2021':

[Gambas:Video 20detik]



Terkait vaksin COVID-19 dari China yang belum mendapatkan izin edar dari BPOM, baginya tahapan vaksin baru terdapat aspek-aspek yang tidak bisa ditinggalkan. Salah satunya melalui tahapan uji klinis 3 atau human trial.

"Nah, uji klinis di Indonesia kan belum. Belumnya ini sebabnya apa juga belum ada laporan dari tim uji trialnya. Sebaiknya tim ini membuat laporan untuk BPOM dan masyarakat yang bersifat ilmiah dan populer, agar masyarakat juga tidak menerka-nerka," jelasnya.

Berdasarkan informasi yang ia terima, vaksinasi seharusnya bisa dilakukan pada pertengahan tahun. Tepatnya setelah tim uji klinis menyelesaikan laporannya.

"Sebetulnya begini, dari informasi schedule yang saya dapat tesnya baru selesai akhir Januari. Lalu baru dibuat laporan sementara. Maret harusnya baru selesai. Setelah itu BPOM baru dapat melakukan tugasnya, sebenarnya bukan lambat tapi memang prosesnya. Lebih baik berhati-hati, dari pada kesusu nanti menimbulkan efek yang kurang bagus," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.