Ketua Sentra HKI Prof Dr Ir Elok Zubaidah memaparkan 132 paten yang diajukan meliput berbagai macam produk teknologi, baik menyangkut proses, metode, maupun formula.
"Ada banyak macam produk teknologi, dari 132 paten yang telah diajukan itu. Baik mengenai proses, metode, maupun formula," terang Elok kepada detikcom, Selasa (5/1/2021).
Elok membeberkan kebutuhan hak cipta hasil penelitian tersebut, berupa produk makanan, alat, dan juga peralatan dari berbagai bidang ilmu.
"Seperti bidang ilmu teknik, perikanan, peternakan, pertanian, filkom, kedokteran sampai dengan MIPA," bebernya.
Menurut Elok, total 132 paten diajukan selama pandemi tersebut, sekaligus mendongkrak UB sebagai universitas tertinggi dalam pengajuan paten.
Profesor bidang mikrobiologi dan fermentasi tersebut mengatakan upaya untuk mendorong jumlah Paten di masa pandemi menjadi tantangan tersendiri bagi sentra HKI UB.
Pasalnya, pihak HKI harus menjemput bola para inventor yang produknya sudah layak mendapatkan paten.
"Masa pandemi merupakan tantangan tersendiri bagi sentra HKI. Karena semua program yang sudah tersusun diantaranya sosialisasi, pelatihan drafting paten tidak bisa dilaksanakan secara langsung,Sehingga diperlukan strategi secara daring," tuturnya.
Elok menambahkan, produktivitas untuk menemukan sebuah inovasi terbaru masih terus bergulir sampai Desember 2020. Sehingga, totalnya UB mengajukan paten sebanyak 159 paten di 2020.
"Masih ada penambahan sampai Desember 2020, hingga totalnya sebanyak 159 paten yang diajukan. Ketika diumumkan memang 132 paten saja," pungkasnya.