Selama pandemi COVID-19 sekolah dialihkan ke daring. Kondisi ini memberikan tantangan baru bagi para guru.
Sebab, mereka harus mengemas pelajaran semenarik mungkin agar siswa tidak bosan saat belajar online. Seperti dengan video animasi.
Guru SMP Al Hikmah Surabaya, Afif Abdilah pun memberikan beberapa tips yang harus diperhatikan ketika membuat materi belajar dengan video. Agar siswa tidak bosan, video dikemas semenarik mungkin.
Afif membuat video pembelajaran bertema 'Suhu dan Skala Termometer' berdurasi tiga menit. Bahkan videonya itu masuk kategori video pembelajaran terbaik dari GTK Diknas Kemendikbud 2020 baru-baru ini.
Di dalam video pembelajarannya, Guru IPA ini membuat tema animasi MotoGP. Tentunya untuk lebih menarik minat siswa dalam belajar.
"Saya dekatkan dengan kehidupan nyata, yaitu suhu dan MotoGP. Karena biasanya di GP ada suhunya tapi skala fahrenheit di Indonesia skala celsius. Lalu saya masukan ke materi untuk mencari perbedaan skalanya," kata Afif kepada detikcom di SMP Al Hikmah, Selasa (5/1/2021).
"Saya pakai 78 derajat fahrenheit, siswa kan kalau 78 berarti panas sekali kalau di Indonesia maksimal 40 derajat celsius. Ketika saya berikan materi itu dan saya hitung hanya 25 derajat celsius. Di situ ada cara menghitung biar anak-anak bisa menghitungnya tanpa menghafal," jelasnya.
Tonton video 'Tips Agar Anak Nyaman di Rumah Selama Pandemi Corona ala Kak Seto':
Setelah memberikan soal dengan animasi MotoGP, Afif pun melanjutkan video dengan penjelasan. Yaitu bagaimana mencari perbedaan antara suhu yang ada di Indonesia dan di Eropa seperti pada MotoGP tersebut.
"Kalau dulu konversi suhu menghafal MotoGP hanya untuk persepsi, menarik atensi awal supaya membongkar atensi siswa bahwa dekat dengan dia agar bisa membelajarinya," ujarnya.
Afif menyampaikan hal pertama yang harus dimiliki ketika membuat video pembelajaran menarik. Yaitu ide.
"Setelah ide sudah ada, lalu perhatikan audionya dan penting juga saat membuat video perhatikan copywrite-nya," katanya.
Ia menyarankan membuat satu materi saja yang dimasukkan dalam video pembelajaran. Karena jika terlalu banyak siswa juga akan kebingungan untuk mempelajarinya.
"Saat itu saya belajar otodidak adobe after effect bagaimana mengolah gambar bisa bergerak dan sampai menjadi video," pungkasnya.