Plt Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana mengatakan, sistem pembelajaran sekolah tatap muka akan dibuat beberapa skema. Khususnya sistem luring. Nantinya, para siswa akan tetap masuk sekolah, namun dibagi beberapa gelombang.
"Nanti dijadwal, ada yang masuk pagi dan siang berdasarkan kelas yang ada," kata Whisnu, Senin (4/1/2020).
Masing-masing kelas terlebih dulu ditata untuk tempat duduknya. Agar tetap memenuhi standar protokol kesehatan. Pihak sekolah juga membagi jadwal para guru yang mengajar.
"Kami nanti akan berkoordinasi dengan IDI (Ikatan Dokter Indonesia), tentang sistem ini. Apakah bisa diterapkan atau tidak. Kalau masih belum ya dengan sangat terpaksa diundur dulu," jelasnya.
Selain itu, Pemkot Surabaya juga memperhatikan pola belajar mengajar di sekolah nantinya. Pastinya meminta persetujuan dari orang tua terlebih dahulu.
"Evaluasi juga dilakukan. Selama ini apakah efektif dengan online atau tidak untuk para siswa. Tentunya jika skema ini tidak ada kendala, persetujuan orang tua wali murid juga diminta," ujarnya.
Hingga kini, Dinas Pendidikan Kota Surabaya masih mempertimbangkan soal sekolah tatap muka. Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Supomo mengaku untuk menggelar sekolah tatap muka ada beberapa parameter. Yakni, dari para kepala sekolah, komite dan persetujuan wali murid serta pemkot. (fat/fat)