Surabaya - Kepengurusan DPW
PAN Jatim hingga kini belum menunjuk susunan pengurus baru. Dalam Muswil PAN Jatim V, banyak kader Muhammadiyah tidak terakomodir di formatur PAN. Partai Ummat Jatim menyebut, gerbong PAN sudah banyak bergabung.
"Sudah banyak. Tidak hanya di tingkat DPW, bahkan DPD kabupaten/kota, DPC hingga rating terbawah sudah banyak yang gabung," ujar Inisiator Partai Ummat Jatim, Slamet Efendi kepada detikcom, Selasa (29/12/2020).
Slamet menjelaskan, gejolak yang ada di tubuh PAN Jatim, memang membuat banyak kader PAN pindah ke Partai Ummat. Salah satunya Mantan Ketua MPP PAN Jatim, Sugeng.
"Ya salah satunya Pak Sugeng Mantan Ketua MPP PAN itu. Ada lah banyak, nanti kita deklarasi Januari 2021 ini," terangnya.
Tidak hanya dari PAN, Slamet menyebut Ummat Jatim berencana merger dengan Partai Masyumi Reborn. Ummat Jatim juga tidak menutup pintu untuk kader partai lain yang ingin bergabung.
"Insyaallah ada rencana, Ummat ini merger dengan Masyumi Reborn di Jatim. Di Ummat juga ada banyak kader dari partai lain, kayak Golkar, Gerindra," terang Slamet yang juga mantan DPRD Kota Surabaya dari PAN tersebut.
Inisiator Partai Umat Jatim lainnya, Didik Setyobudi mengaku, pihaknya sudah mendengar dinamika seputar Muswil PAN Jatim yang menyisakan kekecewaan bagi kader-kader Muhammadiyah yang selama ini aktif di PAN.
"Kami sangat terbuka, bahwa ini mungkin akan menjadi awal yang baik bagi Partai Umat untuk segera mendeklarasikan diri," tutur Didik.
Didik yang merupakan mantan Anggota DPRD Jatim dari PAN ini melihat, kader-kader Muhammadiyah yang selama ini konsen di dunia politik sangat dibutuhkan untuk membesarkan Partai Ummat bersama-sama tokoh reformasi Indonesia Amien Rais.
Diketahui sebelumnya, hasil keputusan Muswil V DPW PAN Jatim menetapkan lima anggota formatur yang dipilih oleh pusat. Di antara kelima anggota tersebut, tak satu pun berasal dari kader Muhammadiyah. Di antaranya ialah, Dr Achmad Ruba'i, Heri Romadhon, Abdullah Abu Bakar, Masfuk, Riski Sadig. Sementara Prof Zainudin Maliki yang merupakan Anggota DPR RI hanya diposisikan sebagai pendamping formatur.
Ketua PW Muhammadiyah Jatim Saad Ibrahim juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap PAN Jatim. Menurutnya, kebijakan umum Muhammadiyah adalah menjaga jarak yang sama dengan semua partai. Namun, apabila PAN yang mayoritas dipilih orang Muhammadiyah mengabaikan kadernya, maka akan menjadi kerugian.
"Yang pertama begini, kebijakan umum Muhammadiyah itu menjaga jarak yang sama antar semua partai. Sehingga kemudian Muhammadiyah bisa menempatkan kadernya di banyak tempat. Justru kalau PAN mengabaikan hal itu, dan pemilih realnya PAN adalah dari Muhammdiyah, maka harus dipertimbangkan betul itu (soal formatur dari Muhammadiyah)," ujar Saad.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini