Bahkan, ditemukan kasur dan sofa nyangkut di sungai di kawasan Simo. Namun genangan dan sampah itu sudah tak ditemui saat pagi menjelang siang. Semuanya sudah bersih.
Hal itu memang menjadi perhatian penting bagi Plt Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana. Untuk mengantisipasi genangan tinggi dan sampah, Whisnu akan melakukan langkah dengan melakukan rapat khusus dan evaluasi dengan Dinas PU Bina Marga.
"Di Tandes lebih dari 1 meter juga genanangannya. Alhamdulillah bisa surut, relatif sampai jam 3 pagi sudah surut semua. Itu masih dievaluasi, karena itu akibat relevasi air laut naik," kata Whisnu kepada detikcom saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (29/12/2020).
Whisnu mengatakan menurut BMKG, kemungkinan terburuk tanggal 31 Desember 2020 air laut lebih tinggi. Hal tersebut tentunya menjadi PR tersendiri baginya selain pengamanan malam tahun baru.
"Sehingga besok kita akan rapat khusus dengan PU untuk penanganan banjir ini. Kalau memang ada hal-hal yang perlu ditambah atau pompa ditambah, apapun treatment yang harus dilakukan ya akan kita lakukan," jelasnya.
Saat musim hujan dan air laut tinggi, Whisnu menyebut kawasan Surabaya Barat adalah yang paling urgent. Karena posisi Surabaya barat, pintu air keluarnya tepi pantainya sudah banyak bangunan pabrik.
"Itu menjadi problem saat air laut pasang. Sehingga tidak ada lahan serapan di dekat-dekat pintu air ke laut, itu jadi masalah. Mungkin ke depan kita lihat dulu pemetakannya, kalau memang harus bikin bozem besar atau waduk ya harus kita rancang, paling tidak untuk kesiapan ke depan," urainya.
Berbeda halnya dengan bagian timur. Di mana terdapat mangrove dan tambak. Whisnu juga berharap kepada camat dan lurah untuk menyosialisasikan kepada warga, agar tidak membuang sampah di sungai.
"Ini kita imbau kepada masyarakat agar hal- hal seperti itu tidak terjadi lagi," pungkasnya. (iwd/iwd)