Untuk mengendalikan penyebaran dan mengantisipasi agar RS tidak overload, ada beberapa cara yang dilakukan Plt Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana. Seperti lebih memasifkan tracing dan testing di masyarakat, agar lebih cepat diketahui kondisi pasien positif lebih dini.
"Jadi tidak harus ke RS. Bisa kita isolasi di Hotel Asrama Haji (HAH), hotel-hotel yang kita siapkan untuk pasien OTG. Sehingga tingkat penyebaran bisa diputus, karena treatment seperti ini bisa mengurangi beban RS," kata Whisnu kepada detikcom saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (29/12/2020).
Selain itu, swab hunter juga akan lebih dimasifkan. Sebab, dengan swab hunter akhirnya banyak ditemukan orang-orang yang terpapar meski kondisinya sehat atau OTG.
Menurutnya ada peningkatan kasus positif COVID-19 di Surabaya karena swab hunter masif. Sehingga Pemkot Surabaya bisa mendeteksi lebih awal. Agar tidak ada kondisi yang parah, bisa dilakukan isolasi mandiri.
"Alhamdulillah masyarakat mulai paham tentang itu. Sehingga kalau rumahnya tidak memungkinkan isolasi mandiri, mereka sudah mulai mau isolasi di Hotel Asrama Haji," jelasnya.
Di Asrama Haji, pihaknya sudah menyiapkan 1.000 bed. Hari ini yang terpakai hanya 186 bed. Artinya masih tersisa 814 bed yang tersisa dan bisa digunakan.
"Jangan sampai yang terkonfirm parah dan masuk RS. Memang kondisi RS laporan tadi ICU sudah 100% hari ini. Kita nggak berharap masyarakat yang positif kondisinya menjadi parah. ASakan lebih mudah kalau diantisipasi lebih awal," pungkasnya. (fat/fat)