Tari Jaranan Timbulkan Kerumunan Terpaksa Dibubarkan Polisi Surabaya

Tari Jaranan Timbulkan Kerumunan Terpaksa Dibubarkan Polisi Surabaya

Esti Widiyana - detikNews
Minggu, 27 Des 2020 16:44 WIB
Pertunjukan Jaranan di Surabaya Picu Kerumunan Dibubarkan
Jaranan di Surabaya dibubarkan polisi (Foto: Istimewa)
Surabaya - Kerumunan massa dibubarkan aparat kepolisian di Surabaya. Sebuah pertunjukan kesenian Jaranan yang mengundang massa banyak, akhirnya harus berakhir setelah polisi datang. Mereka dibubarkan setelah adanya laporan dari masyarakat jika menimbulkan kerumunan saat pandemi COVID-19 belum berakhir.

Polisi terpaksa membubarkan pertunjukan jaranan di Jalan Raya Kalilom Lor Baru, Surabaya, sekitar pukul 13.00 WIB, Minggu (27/12/2020).

"Jadi kayak ngamen, ada ngamen jaranan di Kalilom itu. Anggota sudah meluncur kesana saat ada info dari masyarakat, kemudian dibubarkan sama anggota, karena pandemi COVID-19 sekarang masih ada," kata Kapolsek Kenjeran Kompol Esti Setija Oetami saat dihubungi detikcom.

Setelah dibubarkan, Esti kembali mendapat laporan masyarakat jika pengamen jaranan itu berkumpul kembali.

"Mereka balik karena infonya kumpul lagi. Ternyata kumpul lagi tapi musik-musiknya sudah nggak ada, namun orang-orang tersebut beralasan penyembuhan. Mungkin ada yang 'ndadi' (Kerasukan) proses penyembuhan saja. Intinya tadi itu ngumpul, ada masyarakat kok balik lagi, itu ternyata melihat proses penyembuhan," jelasnya.

Esti mengatakan, pengamen jaranan ini menggelar seperti tanggapan (Pertunjukan) dengan cara berkeliling. Tidak berhenti di satu tempat saja, melainkan beberapa tempat untuk menunggu saweran.

Saat pembubaran pengamen jalanan, tidak ada yang diamankan. Sebab, saat dibubarkan mereka tidak membangkang dan melawan petugas.

"Kalau dia bisa patuh protokol kesehatan, bubar, bubar, ya sudah, nggak masalah. Kecuali ngeyel kita bawa, kita proses. Tapi waktu kita datang, kita sampaikan bahwa kalau tidak bubar maka penyelenggara akan kami bawa untuk proses lanjut," tuturnya.

Saat pandemi COVID-19 belum berakhir, Esti mengimbau masyarakat untuk tetap berkomitmen mematuhi protokol kesehatan. Mengingat keselamatan kemanusiaan harus diutamaan.

"Jadi jangan alasan tidak makan sama sekali, tadi kan ada yang bilang gitu, tidak ada penghasilam sama sekali, ngamen ndak boleh, gini ndak boleh. Tapi situasi saat ini bisa menyadari jangan membuat kegiatan yang membuat kerumunan masyarakat, sehingga rawan terjadi rawan penularan. Bisa saja disana ada yang sehat tapi OTG, kan kasihan yang punya komorbid," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.