Wadir Pelayanan dan Penunjang RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar, dr Herya Putra mengatakan, pihaknya tidak bisa menolak pasien suspect atau bergejala untuk dirawat sampai hasil tes swab mereka keluar. Sementara, kapasitas ruang isolasi dengan tekanan negatif hanya 35 bed. Dan kapasitas ruang IGD untuk observasi, sebenarnya hanya untuk enam pasien.
"Iya sampai penuh selasar, teras sampai lorong-lorong itu untuk merawat mereka yang suspect. Sambil antre observasi untuk masuk ruang isolasi, begitu hasil swab mereka keluar," tutur Herya dikonfirmasi detikcom, Kamis (24/12/2020).
Herya mengaku pihaknya tidak ingin kondisi ini semakin parah. Sehingga sebagai solusi antisipasi, pihaknya meminta bantuan BPBD Kota Blitar membangun tenda darurat. Sore ini, ada dua tenda sudah berdiri dengan kapasitas masing-masing lima pasien.
"Kami masih mikir lantai, lampu dan tadi diuji panasnya sangat tinggi. Sehingga kami perlu modifikasi dengan peralatan lain, agar pasien nyaman dan aman," imbuhnya.
Sekretaris Satgas COVID-19 Kota Blitar, Hakim Sisworo mengakui jika rumah sakit rujukan sudah overload semua. Kondisi ini tidak hanya terjadi di dalam kota, namun juga beberapa daerah di sekitarnya. Diharapkan, dengan didirikannya dua tenda darurat ini, bisa mengatasi masalah overload penanganan pasien yang terinfeksi COVID-19.
"Kami juga persiapkan Puskesmas Kepanjenkidul sebagai rumkit penyangga dengan kapasitas 12 bed. Yang bagian depan tetap yankes, yang belakang kita modifikasi sebagai ruang isolasi," ucap Hakim.
Sedangkan untuk OTG, imbuhnya, 80 bed telah disiapkan ke rumah isolasi (rumis) di gedung Poltekkes. Kapasitas rumis ini ditambah empat kali lipat dari semula, karena semakin banyak pasien terkonfirmasi positif yang tanpa gejala.
Dari data all new record per Rabu (23/122020), untuk pasien terkonfirmasi positif jumlah akumulatifnya sebanyak 517. Dengan rincian, dinyatakan sembuh 443 dan meninggal 27. Sedangkan yang dirawat dan merupakan warga Kota Blitar hanya dua orang. Sementara yang statusnya suspect dan warga Kota Blitar sebanyak 9 orang. Lainnya, merupakan warga di luar Kota Blitar. (iwd/iwd)