"Misa diselenggarakan pada tiga waktu berbeda," kata imam Gereja Katolik St Fransiskus Xaferius, Romo Sabas Kusnugroho berbincang dengan detikcom, Kamis (24/12/2020) siang.
Adapun pembagian waktu ibadah tersebut, lanjut Romo Sabas, sebanyak dua kali pada tanggal 24 Desember dan sekali pada tanggal 25 Desember. Pada kesempatan pertama misa dilaksanakan pukul 17.00 dan 19.00 WIB.
"Sedangkan bertepatan tanggal 25 Desember misa kita laksanakan pukul 07.00 WIB," tambahnya.
Dikatakan, dalam kondisi normal ruangan gereja dapat menampung hingga 200 orang. Tentu saja dengan pembagian waktu penyelenggaraan ibadah, jumlah jemaat yang hadir mengikuti misa dapat dibatasi. Yakni maksimal 50 orang.
Sebelumnya pihak gereja menyampaikan pengumuman kepada seluruh jemaat. Intinya, mereka yang akan hadir pada ibadah Natal harus mendaftar terlebih dahulu melalui WhatsApp. Pengurus majelis gereja lalu menempatkan masing-masing jemaat sesuai kuota yang ada.
"Seorang jemaat yang sudah ikut misa petang atau malam hari maka esok harinya tidak diperkenankan ikut. Di sisi lain yang malam harinya belum ikut misa bisa hadir keesokan harinya," katanya.
Proses pendaftaran selain bertujuan mengatur penempatan jemaat juga dimaksudkan untuk mengidentifikasi masing-masing individu. Tiap jemaat yang datang akan mendapatkan kupon sesuai nomor pendaftaran.
Lalu bagaimana jika ada jemaat yang datang tanpa mendaftar terlebih dahulu? Romo Sabas mengatakan mereka akan ditempatkan di tempat duduk khusus yang terletak di luar gereja. Jika ternyata masih ada kuota kursi di dalam gereja mereka baru diizinkan masuk.
"Termasuk misalnya ada anggota keluarga yang datang namun belum didaftarkan ya kita persilakan berada di tempat tersendiri," terang Romo Sabas tentang ketatnya pemberlakuan aturan tersebut.
Selain pembagian waktu misa serta pembatasan jumlah jemaat, perayaan Natal di lingkungan gereja katolik di Pacitan juga memberlakukan protokol kesehatan ketat. Sejak tiba di halaman gereja tiap jemaat harus melewati chamber untuk penyemprotan disinfektan.
Selanjutnya di pintu gereja ada petugas khusus yang memeriksa suhu tubuh jemaat dengan thermogun. Mereka juga diwajibkan mencuci tangan dengan hand sanitizer yang telah disediakan. Demikian pula area gereja disemprot dengan disinfektan.
"Mulai pukul 15.30 WIB nanti kita jadwalkan sudah dilakukan steriliasi dengan penyemprotan dan pengasapan. Sedangkan untuk pengamanan dan pemantauan protokol kesehatan kita dikawal penuh TNI/Polri dan rekan-rekan relawan," tandasnya.
Pada perayaan Natal tahun ini, Romo Sabas berpesan agar semua pihak terus memupuk solidaritas. Terutama berkaitan upaya mengangkat mereka yang terdampak langsung COVID-19. Selain kegiatan pencegahan, lanjut dia, karya karitatif lain juga mesti dilakukan untuk meringankan beban masyarakat.
"Yang hari ini kami laksanakan pembagian sembako yang dikumpulkan dari umat dan diserahkan kepada warga sekitar lingkungan gereja," pungkasnya.