7500 Ton clinker yang dibawa kapal tersebut pun tak bisa diselamatkan. Kapal tersebut berada di sana sejak Jumat (18/12/2020) siang. Diduga, kapal tersebut terbalik, setelah lambung kapal bocor.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjungwangi, Letkol (Mar) Benyamin Ginting mengatakan, kapal Tongkang Tan 11 tersebut awalnya tiba di dekat Pelabuhan Tanjungwangi pada Jumat (18/12) sekitar pukul 07.00 pagi. Saat itu bagian depan dari kapal tongkang berada dalam kondisi miring. Diduga ada kebocoran di lambung kapal.
Sempat dilakukan langkah penyelamatan dengan mengisi air di salah satu sisi kapal, dengan tujuan agar kondisi kapal bisa stabil. Dan kendaraan berat bisa mengambil Klinker yang diangkut kapal tersebut.
Sayangnya, upaya tersebut tidak berhasil. Karena khawatir bisa tenggelam di area pelabuhan, akhirnya KSOP memerintahkan dua Tug Boat yaitu Kapal Perkasa dan Aurora untuk menyeret kapal Tongkang Tan 11 menjauh dari Pelabuhan Tanjungwangi.
"Rencananya kapal mau kita tarik ke ke dekat Pulau Tabuhan supaya kandas di sana. Tapi ternyata tidak sampai, akhirnya kita cari lokasi terdekat yang sepi. Kebetulan di dekat kantor Navigasi," ujarnya kepada wartawan, Rabu (23/12/2020).
Setelah diletakkan di tepi pantai Bangsring, tak lama kemudian kapal Tongkang Tan 11 terbalik karena ombak dan cuaca. 7500 Ton Klinker yang dibawa kapal tersebut pun tak bisa diselamatkan.
Saat ini menurut Ginting, pihak pemilik tongkang masih menanti proses evakuasi. Sudah ada tim dari Surabaya yang datang dan mensurvei tempat terbaliknya kapal Tongkang tersebut.
"Kemungkinan dibutuhkan waktu 3 sampai 7 hari sampai kapal tersebut bisa dievakuasi," ujar mantan KSOP Kendari itu.
Ginting juga mengatakan, nantinya setelah kapal selesai diperbaiki pihaknya juga akan kembali memastikan apakah kapal tersebut layak untuk kembali dijalankan.
"Saat ini masih disurvei lokasinya sebelum dilakukan evakuasi. Mungkin nanti kalau bisa dibalik kapal akan dibawa ke lokasi docking sesuai dengan pilihan mereka. Tugas kita hanya memastikan prosesnya tidak mengganggu operasional jalur kapal dan pelabuhan,"pungkasnya. (iwd/iwd)