Kapolsek Kesamben AKP Slamet Hariana mengatakan jenazah Waras telah diautopsi di RSUD Jombang. Autopsi dilakukan tim kedokteran forensik dari RS Bhayangkara Kediri.
Berdasarkan hasil autopsi tersebut, menurut Slamet, Waras tewas akibat pendarahan pada otak. Pembuluh darah pada otak pecah.
"Hasil autopsi sementara ditemukan atap tulang tengkorak patah. Kemudian pendarahan pada otak, pembuluh darah otak terputus. Itu yang mengakibatkan korban meninggal dunia," kata Slamet saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (22/12/2020).
Tidak hanya itu, lanjut Slamet, terdapat tulang rusuk korban yang patah. Menurut Slamet, luka pada kepala dan dada korban akibat pukulan benda tumpul. Namun, belum diketahui secara spesifik alat pembunuh korban.
"Akibat kekerasan benda tumpul. Alat pembunuhan belum ketemu, masih dalam pencarian," terangnya.
Berbekal hasil autopsi tersebut, tambah Slamet, belum bisa dipastikan kemungkinan Waras diserang dari belakang oleh pelaku. Begitu juga jumlah pukulan yang dilayangkan pelaku kepada korban. Semua itu akan diungkap setelah pelaku diringkus.
"Penyelidikan sudah mengerucut ke pelakunya, saat ini dalam proses pengejaran. Motifnya tunggu tersangka kami tangkap," pungkasnya.
Waras ditemukan tewas oleh pembeli yang datang ke warung miliknya pada Minggu (20/12) sekitar pukul 16.30 WIB. Janda anak satu ini dalam kondisi terlentang di atas tempat tidur yang ada di dalam warung tersebut. Saat itu warung nasi dan kopi milik korban masih buka seperti biasa.
Perempuan warga Dusun/Desa Wuluh ini menderita luka akibat pukulan benda tumpul pada kepala belakang. Ponsel pintar, gelang dan cincin emas korban raib. Polisi menduga, pembunuh Waras bermotif perampokan. (iwd/iwd)