Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Banyuwangi KH Muhammad Yamin turut berkomentar soal keanehan jasad Mbah Soewardi di Banyuwangi. Menurutnya, ada beberapa tipe manusia yang tidak disentuh oleh cacing sekalipun seperti yang terjadi atas jasad Mbah Soewardi tersebut.
"Pertama orang yang sahid. Orang yang sahid itu bahkan bajunya pun tidak perlu dilepas. Kemudian orang hafiz (hafal) Al-Qur'an insyaallah jasadnya masih utuh hingga kafannya pun masih utuh beberapa tahun. Lalu orang yang saleh," jelas KH Muhammad Yamin kepada detikcom, Selasa (22/12/2020).
Kejadian yang ini, lanjut KH Muhammad Yamin, menjadi pelajaran bagi kita untuk beribadah secara ikhlas beribadah kepada Allah SWT. Mbah Soewardi sendiri diketahui bagian dari marbot masjid, sehingga bisa disebut tergolong orang saleh. Dia juga selalu menjaga waktu salat wajib maupun salat sunahnya dengan ikhlas.
"Mati itu memang nyata adanya. Karena itu kita harus menjalankan sekuat kita semua perintah yang diberikan Allah. Jaga hubungan baik dengan Allah, begitu pula kepada manusia," terangnya.
Diberitakan sebelumnya peristiwa mengejutkan terjadi di Dusun Truko, Desa Karangsari, Kecamatan Sempu, Banyuwangi, Jawa Timur. Jasad seorang marbot masjid, masih utuh setelah 30 tahun dimakamkan.
Peristiwa ini diketahui setelah makam almarhum Mbah Soewardi dibongkar pihak keluarga dan hendak dipindahkan ke kompleks pemakaman umum, agar bisa berkumpul dengan anak dan istri mendiang.
Saat jenazah hendak diangkat dari liang lahat, kondisi jasad masih utuh. Bahkan kain kafan yang membalut jasad almarhum yang sudah terkubur selama puluhan tahun itu pun tidak ada yang rusak sama sekali. Hanya warna tanah saja yang menempel di kain kafan jasad yang utuh itu.
Tonton video '30 Tahun Dimakamkan, Jasad Mbah Soewardi Masih Utuh':
(iwd/iwd)