Kabar santer Presiden Jokowi akan mengumumkan reshuffle kabinet akhir Desember 2020. Isu reshuffle kabinet seolah terkonfirmasi dengan adanya pertemuan empat mata Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin pagi hingga siang ini.
Perihal isu reshuffle kabinet ini sudah tersebar luas juga di kalangan parpol koalisi pemerintahan. Berdasarkan isu yang berembus luas setidaknya ada enam kementerian yang kabarnya akan kena evaluasi. Salah satunya ada nama Wali Kota Tri Rismaharini pengganti Juliari Batubara yang kena OTT KPK.
Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini pun beberapa kali menjawab pertanyaan wartawan dengan diplomatis beberapa waktu lalu. Apalagi jabatannya memimpin warga Surabaya berakhir beberapa bulan lagi. Jawaban itu sangat berbeda dengan sebelum-sebelumnya yang ingin menyelesaikan pengabdiannya di Kota Surabaya.
Meski Risma hanya tertawa saat ditanya wartawan soal pengganti Mensos Juliari Batubara, namun dia mengaku akan istikharah terlebih dulu.
Baca juga: Inikah Nama Calon Menteri Baru Jokowi? |
"Nanti dilihat, istikharah dulu, iso opo ora (Bisa atau tidak). Kan nanti ngomong yo yo, ga isok (Kalau nanti bilang iya iya, tidak bisa)," ujar Risma kepada wartawan di rumah dinasnya beberapa waktu lalu.
Dia pun mengaku tak ingin takabur bila ditunjuk sebagai mensos. Sebab, yang bisa mengukur kemampuannya hanya dia, bukan orang lain.
"Ndak boleh sombong, ndak boleh takabur. Yang bisa ngukur (Kemampuan) aku ya aku, bukan orang lain. Ya yang bisa ngukur aku ya aku, bukan orang lain," tegasnya.
Dua hari kemudian, tepatnya Rabu (16/12/2020) diinfokan Wali Kota Risma bertemu dengan Tenaga Ahli Utama Tenaga Ahli Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Ali Mochtar Ngabalin di rumah dinasnya Jalan Sedap Malam. Namun hingga siang, belum tampak Ngabalin di rumah dinasnya. Risma terlihat berbicara dengan seorang perempuan di hadapannya, yang juga staf kepresidenan.
Simak video 'Pengamat Nilai Jokowi Wajib Reshuffle, Keinginan Masyarakat':
Namun saat wartawan kembali menanyakan kesiapannya menjadi mensos, Risma menegaskan belum ada tawaran kursi menteri kepadanya. Dia mengaku menjadi mensos memiliki tanggung jawab yang besar.
"Mensos opo? Paling seng nulis awakmu, onok ae awakmu (Paling yang nulis kamu, bisa saja kamu). Saya ndak, saya ndak itu," kata Risma saat ditemui di rumah dinas, Jalan Sedap Malam, Rabu (16/12/2020).
Menurutnya, menjadi mensos memiliki tanggung jawab besar. Sekian juta penduduk Indonesia bergantung kepada mensos.
"Coba, berapa orang di Indonesia ini sangat tergantung pada mensos. Jadi itu kenapa aku ndak berani sama sekali, siapa pun yang mempengaruhi aku. Saya tidak berani berpikir itu. Mulai bantuan, PKH, apa-apa, kan pasti berat. Makanya kenapa kalau aku tidak berpikir (jadi mensos)," ujarnya.
Namun beberapa saat kemudian, Risma mengaku bila Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri memerintahkan menjalankan tugas tersebut, dirinya akan menjalankan tugas yang diemban sebaik-baiknya.
"Sekali lagi kenapa saya tidak berani (berkomentar menjadi mensos), siapa pun yang ngomong, kalau saya baru mendapat perintah Bu Mega, 'Bu Risma kamu jalani', aku baru jalan," tegasnya.
Jika dirinya masuk menjadi bagian dari kabinet Indonesia Maju, itu bukan karena permintaannya. Sebab, jika dia meminta jabatan tersebut, justru akan terbebani. Menurut dia, bila menjadi mensos, ia akan terbebani bantuan sekian juta penduduk di Ibu Pertiwi.
"Tapi bukan aku yang minta atau aku yang kepingin (Jadi mensos). Kalau aku yang kepingin, aku takut itu tadi. Karena sekian juta tergantung pada bantuan-bantuan tadi," jelasnya.
Hingga kini Risma mengaku belum mendapat perintah dari Megawati untuk menjadi menteri dengan alasan Pilkada Surabaya 2020 belum usai.