Dalam simulasi latihan pemantapan ini, diceritakan Pasukan Brigade Infanteri (Brigif) Raider 9 Kostrad menyelamatkan Bupati Banyuwangi dari sanderaan kelompok teroris bersenjata. Komandan Brigif Raider 9 Kostrad Kolonel Inf A Yoyok Pranowo mengatakan, seluruh personel yang terlibat dalam latihan ini sebanyak 430 orang.
"Penyelenggara sebanyak 150 personel. Ini sudah kita siapkan sekitar satu bulan," kata Komandan Brigif Raider 9 Kostrad Kolonel Inf A Yoyok Pranowo kepada wartawan, Sabtu (19/12/2020).
Menurut Yoyok Pranowo, latihan kali ini mengandalkan kecepatan, pergerakan senyap dan sasaran yang tepat. Sehingga dalam operasi ini pasukan tak membutuhkan waktu lama untuk dapat melumpuhkan sasaran. Mereka membutuhkan waktu 5 menit untung menyelamatkan sandera.
"Latihan kita fokuskan ke tempat obyek vital di daerah maupun obyek vital nasional yang menjadi sasaran strategis," ungkapnya.
Dalam latihan tersebut disimulasikan penyanderaan orang nomer satu di Banyuwangi. Kondisi itu, membuat para prajurit TNI AD ini berang, sehingga harus mengambil tindakan. Berbagai macam strategi pengejaran dilakukan baik darat, udara dan laut.
Para pasukan terlatih ini mulai mengepung musuh yang bersembunyi di tempat publik. Mereka menguasai seluruh moda transportasi dan sarana komunikasi. Mulai stasiun kereta, pelabuhan penyeberangan hingga kantor pemerintahan, bahkan stasiun radio.
Di Banyuwangi, pasukan satuan Brigif Raider 9 Kostrad mendarat di pelabuhan PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang. Menggunakan pasukan bermobil dan helikopter bersenjata lengkap berhasil melumpuhkan para kawanan penjahat. Dalam sekejap, pasukan juga berhasil menguasai kembali transportasi antar pulau itu.
Usai berhasil menguasai berbagai tempat, nampaknya tumpuan utama teroris masih belum ditemukan. Informasinya, mereka berhasil menguasai kantor Bupati Banyuwangi termasuk orang nomor satu di Bumi Blambangan itu juga disandera.
Mendapat perintah itu, pasukan Brigif Raider 9 Kostrad bergegas mengamankan lokasi. Kedatangan pasukan turut mengejutkan para teroris yang tampak terlatih.
Rombongan mobil Brigif Raider 9 masuk ke kantor bupati. Mereka menyebar ke sisi bangunan. Sejenak pula turun pasukan dari langit dengan helikopter.
Baku tembak pun terjadi, dengan sigap para tentara ini mampu menembak mati para musuh. Pasukan masuk ke ruang Rempeg Jogopati tempat bupati disandera.
Dengan keahlian dan skill mumpuni, pasukan berhasil melumpuhkan gembong teroris. Kemudian menyelamatkan bupati dan tampuk pemerintahannya.
Kolonel Infanteri Yoyok Pranowo menambahkan, latihan pembebasan sandera dan penumpasan teroris menjadi bagian yang penting. Karena, aksi teroris menjadi ancaman negara ini kapan saja.
"Di negara ini pernah terjadi aksi terorisme, sehingga latihan seperti tetap kita latihkan. Karena ada kemungkinan pejabat daerah, pejabat negara maupun masyarakat dapat menjadi sasaran sandera. Baik yang terjadi di daerah kita sendiri maupun daerah lain. Sehingga kita tadi profesional dan terbiasa dengan situasi seperti ini," pungkasnya.