Foto-foto tersebut diunggah akun @sociotalker pada Jumat (18/12). Dalam unggah tersebut, ia memberikan caption 'overflowing covid patients at RSSA, stay safer people'.
Dalam foto tersebut terlihat IGD sedang penuh dengan pasien. Lalu ada beberapa orang dengan menggunakan hazmat tengah memberikan perawatan.
Kini pihak RSSA memberikan penjelasan terkait unggahan tersebut. "Kami dari RSSA belum bisa memastikan sumber foto-foto tersebut. Akan tetapi jika lihat dari kondisi, gambar yang ada sangat menyerupai IGD in COVID kami," ungkap Kasubbag Humas RSSA Dony Iryan Vebri Prasetyo saat dikonfirmasi detikcom, Sabtu (19/12/2020).
Donny menambahkan, dalam beberapa hari terakhir okupansi pasien di IGD in COVID-19 RSSA memang cukup tinggi. Jumlahnya lebih dari 85 persen, hingga membuat ruang perawatan sering penuh.
Lebih jauh Donny menyebut, ketika ruang perawatan penuh, maka pasien yang baru masuk tentu tak bisa dipindahkan ke ruang perawatan.
Akibatnya, sejumlah pasien tertahan di IGD dan dilakukan perawatan di tempat, bahkan sampai meluber. RSSA sudah melakukan antisipasi dengan memodifikasi kapasitas IGD COVID-19 yang sebelumnya hanya berkapasitas 20 bed menjadi 30 bed.
Selain itu, beberapa ruang seperti ruang HD yang biasanya untuk pelayanan umum juga diubah menjadi ruangan perawatan pasien COVID-19. Di situ, lanjut Dony, tersedia sekitar 10 bed yang digunakan untuk perawatan.
Di luar itu, ruang 26 yang sebelumnya untuk pasien stroke juga dimodifikasi untuk perawatan COVID-19. Pasien stroke yang sebelumnya dirawat dipindahkan ke tempat lain.
"Insyaallah untuk ruangan itu bisa tersedia 43 bed. Meskipun belum bisa dimaksimalkan sepenuhnya. Karena kami juga mengukur kemampuan tenaga kesehatan yang ada," tegasnya.
Terlepas dari itu, Donny tak memungkiri bahwa jumlah bed yang tersedia untuk pasien COVID-19 penuh. Pasalnya, dalam beberapa waktu terakhir penambahan kasus COVID-19 di Kota Malang cukup tinggi.
Untuk itu pihaknya meminta kepada masyarakat lebih berhati-hati dan tetap menerapkan protokol kesehatan dalam segala aktivitas.
"Sebentar lagi juga akan ada libur panjang. Masyarakat harus benar-benar berhati-hati dan memperhatikan protokol kesehatan. Jangan sampai libur panjang ini justru jadi bumerang," pungkasnya.