"Allhamdulillah, hari ini pelaksanaan simulasi vaksin COVID-19 di Jatim dihadiri oleh Ketua Umum MUI Pusat KH. Miftakhul Akhyar. Ini menunjukkan bahwa vaksin ini halal. Kehalalan menjadi bagian yang penting dalam meyakinkan masyarakat," kata Khofifah saat menyaksikan simulasi pelaksanaan Imunisasi COVID-19 di RSI Jemursari Surabaya, Jumat (18/12).
"Sebanyak apapun vaksin yang disiapkan, ketika masyarakat merasa ragu, maka pelaksanaan imunisasi Vaksin COVID-19 tidak akan sukses. Maka kami menyampaikan terimakasih atas kerawuhan Ketua Umum MUI Pusat pada simulasi pagi ini," tambahnya.
Khofifah menambahkan Jatim siap melaksanakan pemberian imunisasi vaksin kepada masyarakat. Hal ini, diperkuat dengan kondisi Jatim yang telah memiliki 8.501 vaksin carrier, 1.800 lemari es, 2.404 vaksinator serta programmer di setiap kabupaten atau kota.
Sementara dari data Kemenkes RI, pada tahap awal pemberian vaksin, Pemprov Jatim mendapat jatah sebanyak 317.000 vaksin. Dari jumlah itu, jika dibagi dua menjadi sekitar 158.500 vaksin.
Saat Pemprov Jatim telah memiliki 2.404 vaksinator bersertifikat. Jika satu orang diberikan vaksin sebanyak dua kali maka dalam waktu 14 hari bisa terpenuhi.
"Jadi pelaksanaan vaksin tidak sampai berbulan-bulan, kecuali jika mendapat tambahan vaksin kami akan siapkan penambahan vaksinator sekaligus fasyankesnya" ungkapnya.
Khofifah menyebut keyakinannya jika pemberian vaksin tidak sampai berlangsung berbulan-bulan. Karena Jatim memiliki vaksinator bersertifikat dengan 7 kali proses yang telah dilatih. Ditambah, ada 2 programmer dari 38 kabupaten atau kota. Selain itu, Jatim juga memiliki cold storage sebanyak 1.800 yang dapat menyimpan vaksin.
Sementara itu, Plt. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Muhammad Budi Hidayat M.Kes mengatakan program vaksinasi COVID-19 harus dilaksanakan bersama-sama semua unsur.
Budi menyebut hal ini tidak bisa dilaksanakan hanya oleh pemerintah semata. Melainkan, kolaborasi yang terintegrasi dari semua pihak ntuk berkomitmen memutus penyebaran COVID-19 di Indonesia.
Tak hanya itu, Budi mengatakan kegiatan ini dimaksudkan untuk melakukan cek simulasi imunisasi COVID-19 terkait penerapan SOP, SDM, kapasitas, dan alat penyimpanan vaksin. Budi menyebut vaksin ini telah diburu oleh seluruh dunia. Sehingga dalam pendistribusiannya di backup oleh TNI-Polri.
"Untuk Jatim, dari data logistik, vaksinator dan faskes setelah kami hitung akan mampu menyelesaikan vaksinasi sekitar 6 bulan. Nanti, kami akan cek apakah datanya agar valid. Maka, kami berharap agar pelaksanaan vaksin bisa berlangsung sukses," ungkapnya.
Sedangkan Direktur RSI Jemursari Prof. Ramdani mengatakan pihaknya siap mendukung pelaksanakan simulasi dan Imunisasi COVID-19 sangat siap. Hal ini ditunjukkan dengan ditetapkannya RSI Jemursari oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) sebagai vaksinasi internasional seperti vaksinasi meningitis haji dan umroh.
"Allhamdulillah RSI Jemursari sejauh ini tidak ada masalah karena kita telah ditunjuk KKP sebagai tempat vaksinasi internasional baik haji maupum umroh," tambahnya.
Kendati demikian, Ramdani menjelaskan, dalam vaksinasi COVID-19 ada sedikit tambahan. Yakni adanya prosedur yang harus dipelajari, sehingga harus dilakukan dengan penuh ke hati-hatian.