Pesan RS Unair soal Pentingnya Prokes Saat Pilkada dan Nataru

Pesan RS Unair soal Pentingnya Prokes Saat Pilkada dan Nataru

Esti Widiyana - detikNews
Rabu, 02 Des 2020 14:56 WIB
RS Unair
RS Unair/Foto file: Esti Widiyana
Surabaya - Di bulan ini ada Pilkada serentak hingga libur panjang Nataru. Dua momen itu bisa menjadi media penularan COVID-19 jika protokol kesehatan (prokes) diabaikan.

Jubir Tim Satgas COVID-19 RS Unair, dr Alfian Nur Rosyid SpP mengatakan, protokol kesehatan mulai diabaikan oleh masyarakat. Jika tetap demikian, ia khawatir malah muncul klaster baru dalam penyebaran COVID-19. Sehingga Surabaya akan kembali menjadi zona merah.

"Bisa jadi sumber klaster COVID-19 baru, bila protokol tidak dilakukan, kerumunan massa di mana-mana. Bisa jadi zona merah lagi," kata Alfian saat dihubungi detikcom, Rabu (2/12/2020).

Alfian menyarankan, Pilkada 2020 seharusnya ditunda bila protokol kesehatan tidak bisa diterapkan. Jika tetap dilakukan, maka harus ada kajian pra-Pilkada tentang kepatuhan protokol kesehatan, yang benar-benar bisa dipatuhi masyarakat.

"Seperti ada pemeriksaan screening COVID peserta Pilkada (misal swab sebelum melakukan pencoblosan). Ada aturan dan pola baru Pilkada yang berbeda dengan Pilkada sebelumnya (bisa menggunakan teknologi agar meminimalkan kontak orang, atau durasi pemilihan diatur, jam antrean, jumlah orang dalam antrean dan lainnya)," jelasnya.

Alfian tidak sepenuhnya yakin protokol kesehatan bisa diterapkan dengan baik. "Pilkada kurang beberapa hari lagi, rasanya pesimis persiapan Pilkada dengan kebiasaan baru bisa dilakukan dengan baik," ujarnya.

Dokter yang menangani pasien COVID-19 ini berpesan kepada pemerintah, polisi/TNI dan masyarakat agar tidak terjadi lonjakan kasus dan menjadi zona merah lagi. Seperti pengumpulan massa dalam jumlah banyak berpotensi menjadi klaster baru penularan COVID-19.

"Protokol yang abai diterapkan saat liburan atau Pilkada, dapat menjadi titik awal pelonjakan kasus. Tunda Pilkada atau bila Pilkada tetap dilakukan maka terapkan protokol ketat dengan mengubah pola Pilkada," terangnya.

"Saat ini kasus pasien yang dirawat di rumah sakit meningkat dan penuh, layaknya menjadi kajian problem hulu di masyarakat yang banyak, namun tak terdeteksi karena tracing tidak maksimal. Harus ada niat, koordinasi dan strategi yang baik dari semua lini dan pengambil kebijakan agar COVID ini dapat dituntaskan di Indonesia," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.