Wayang Panen Sidoarjo, Pertunjukan Seni Kontemporer di Tengah Sawah

Wayang Panen Sidoarjo, Pertunjukan Seni Kontemporer di Tengah Sawah

Suparno - detikNews
Jumat, 27 Nov 2020 19:17 WIB
Seorang petani di Desa Terung Wetan, Kecamatan Krian menggelar pertunjukan wayang kontemporer di tengah sawah. Itu sebagai wujud rasa syukur atas panen padi yang melimpah.
Wayang Panen di Sidoarjo/Foto: Suparno
Sidoarjo -

Seorang petani di Desa Terung Wetan, Kecamatan Krian menggelar pertunjukan wayang kontemporer di tengah sawah. Itu sebagai wujud rasa syukur atas panen padi yang melimpah.

Meski hanya disaksikan oleh anak-anak, Ki Dalang Ompong Soedharsono menggelar pertunjukan wayang kontemporer dengan pakemnya. Kepala Dusun setempat, Saneko (47) membenarkan bahwa panen padi tahun ini melimpah.

"Alhamdulillah, tiga kali panen dalam setahun ini, hasilnya cukup melimpah," kata Saneko kepada wartawan di lokasi pertunjukan wayang, Jumat (27/11/2020).

Seorang petani di Desa Terung Wetan, Kecamatan Krian menggelar pertunjukan wayang kontemporer di tengah sawah. Itu sebagai wujud rasa syukur atas panen padi yang melimpah.Wayang Panen di Sidoarjo/ Foto: Suparno

Sementara seorang pencinta budaya, Agus Mulyono menyampaikan, pagelaran wayang ini sebagai salah satu upaya melestarikan seni pewayangan, agar tidak tergerus zaman. Yakni dengan penyajian dan nuansa yang berbeda dan menggunakan bahasa yang sederhana.

"Dengan pagelaran wayang kontemporer yang digelar di sawah ini, pertama mengucapkan rasa syukur ke Sang Maha Pencipta. Yang telah memberikan berkah rahmat berupa padi berlimpah," kata Agus.

"Kami mengajak anak-anak untuk menyaksikan pagelaran ini dengan harapan, mereka tahu dan paham apa wayang itu. Serta agar mereka mencintai budayanya sendiri," imbuh Agus.

Di tempat yang sama, Ki Dalang Ompong Soedharsono menyampaikan, pertunjukan wayang seperti ini kerap dilakukan nenek moyang dan diberi nama Wayang Panen.

"Pagelaran ini dengan lakon 'Wayang Srawung Sawah' artinya pesan moral yang kami sampaikan ini, karena wayang tersebut merupakan gambaran bayang-bayang cerita. Dengan karakter yang berbeda-beda, namun mengajak kumpul bersama-sama, meski banyak sawah yang berbeda," kata Ki Ompong.

Ompong juga menjelaskan, pagelaran ini merupakan wujud rasa syukur atas padi yang dipanen. Ia berharap generasi sekarang tidak malas untuk ke sawah.

"Dalam pergelaran melihat tokoh yang diberi nama Dewi Sri, karena Dewi Sri merupakan Dewi Padi. Ada tokoh Hasan melambangkan wayang anak-anak sekarang, seperti pelajar. Dengan harapan meski saat ini di era digitalisasi, namun tetap jangan melupakan sawah," pungkas Ompong.

Halaman 2 dari 2
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.