Dua rumah yang menjadi sambaran petir tersebut milik pasutri Ahmad (30) dan Yuyun (26) dan rumah milik orang tua Yuyun, Supli (45). Saat kejadian, Ahmad dan Yuyun berada di dalam rumahnya berusaha melindungi anaknya yang masih balita dengan memeluknya.
"Korban Yuyun saat kejadian berusaha menyelamatkan anaknya, dirangkul. Yuyun mengalami luka memar di punggungnya, mungkin kena kilatan petir itu," kata Syukron, warga Sepangkur Besar, Rabu (25/11/2020).
![]() |
Sejumlah warga menjenguk korban yang masih terbaring karena kondisinya masih syok. Sementara anaknya yang masih balita selamat tidak mengalami apa-apa.
"kondisinya syok masih terbaring di rumahnya," kata Syukron.
Kejadian tersebut dibenarkan oleh Ainurridha (30), ketua RT Dusun Sepangkur Besar. Peristiwa tersebut terjadi pada siang sekitar pukul 13.30 WIB. Saat itu sedang hujan deras disertai kilatan petir.
"kejadian musibah ini terjadi sekitar jam satu lewat, bersamaan dengan hujan deras," kata Ainurridha.
Sambaran petir yang terjadi membuat beberapa bagian tembok rumah milik Ahmad bolong. Lemari di dalam kamar hancur dan kaca jendelanya hancur semua. Atap rumah juga hancur.
"Kerugian sekitar Rp 10 jutaan," katanya.
Dusun Sepangkur Besar merupakan salah satu pulau terpencil di Desa Sabuntan, Sapeken dan termasuk kepulauan terluar di wilayah Sumenep. (iwd/iwd)