Dari budi daya tambak di wilayah Sidoarjo, produksi kedua komoditas ini mencapai 85 % dan 70 % di antaranya merupakan produksi bandeng. Bandeng Sidoarjo memang dikenal khas karena tidak berbau lumpur dan rasanya gurih.
Potensi lokal inilah yang akan dikembangkan oleh pasangan calon bupati dan wakil bupati Kelana Aprilianto dan Dwi Astutik sebagai konsep Sidoarjo ke depan.
"Langkah pertama, petani tambak harus menjadi tuan rumah di rumahnya sendiri", kata Kelana seperti disampaikan saat Debat Publik Pilkada Sidoarjo, Selasa (17/11).
Jumlah petani tambak bandeng di Sidoarjo sekitar 3.500 orang dan ribuan pandega atau orang yang membantu kegiatan tambak. Sedangkan lahan tambak bandeng di Sidoarjo mencapai 15.530 hektar, tersebar di sejumlah desa, di antaranya Desa Banjar Kemuning, Desa Kalanganyar, Desa Segoro Tambak dan Desa Gesik Cemandi.
Sampai saat ini sebagian besar budidaya bandeng masih dikelola dengan teknologi yang relatif sederhana dengan tingkat produktivitas yang relatif rendah.
"Karena itu, upaya yang akan dilakukan antara lain dengan pengembangan sistem budidaya tambak yang modern dan terpadu", jelas Kelana
Mengenai konsep yang akan dilakukannya bila mendapatkan amanah dari masyarakat Sidoarjo, para petambak juga akan mendapatkan bantuan pelatihan, bantuan peralatan bahkan bantuan modal. Menurut Kelana, para petambak juga akan dibantu mengembangkan produk olahan bandeng agar lebih variatif sehingga disukai lebih banyak orang.
"Kita akan bantu membuka akses pasar seluas-luasnya. Tidak hanya di Indonesia, bahkan internasional", kata Kelana yang dicalonkan PDIP dan PAN ini.
Menurut Kelana, Dinas Kelautan dan Perikanan akan dilibatkan untuk melakukan pembinaan dan pendampingan, untuk memaksimalkan potensi unggulan daerah Sidoarjo ini secara konsisten dan berkelanjutan.
"Nanti akan melibatkan Dinas Kelautan dan Perikanan untuk melakukan pembinaan untuk memaksimalkan potensi unggulan Sidoarjo ini," tandas Kelana. (fat/fat)