Jabatan Kapolda Jawa Timur akan berganti dari Irjen M Fadil Imran menjadi Irjen Nico Afinta. PWNU Jatim berharap sosok kapolda yang baru bisa menjadikan Jatim guyub rukun.
Ketua PWNU Jatim, KH Marzuki Mustamar juga berharap Nico bisa merangkul seluruh umat dan melibatkan kiai dalam pengambilan keputusan. Hal ini sebagaimana melanjutkan jejak prestasi dari Fadil.
"Saya tahu Pak Fadil punya prestasi yang mumpuni," kata Kiai Marzuqi kepada detikcom di Surabaya, Kamis (19/11/2020).
Kiai Marzuki mengatakan selama ini Fadil selalu aktif melibatkan para kiai dalam berdiskusi. Dari diskusi ini, lahir sejumlah keputusan yang terbaik untuk masyarakat.
"Saya berharap ke depan kerja sama antara PWNU dan Polda Jatim yang sudah terbangun tetap kuat dan bisa terus bersama menjaga keamanan di Jatim serta diteruskan oleh Irjen Nico Afinto," imbuh Kiai Marzuki.
Di kesempatan yang sama, Kiai Marzuki juga mengajak seluruh warga NU dan masyarakat Jatim untuk mendoakan Fadil. Kiai Marzuki berharap Fadil bisa menjalankan tugasnya dengan baik dan perjalanan karirnya lancar saat menjabat Kapolda Metro Jaya.
"Saya mengajak seluruh masyarakat untuk mendoakan Irjen Fadil dapat menjalankan tugasnya sebagai Kapolda Metro Jaya dengan baik dan penuh prestasi," tambah Kiai Marzuki..
Selain itu, Kiai Marzuki juga mendoakan pengganti Fadil, Nico Afinta agar diberi kelancaran dalam mengemban tugas menjaga Kamtibmas di Jatim. Kiai Marzuki berharap Nico bisa menjaga Jatim tetap sejuk, aman dan guyub rukun.
"Tidak perlu saya mengucapkan selamat datang buat Pak Nico, karena beliau ini arek Surabaya, jadi ini seperti panggilan khidmat untuk kembali ke kampung halaman (Kapolda Jatim), sebelum nantinya mendapatkan tugas yang lebih berat ke depan," pungkas Kiai Marzuki.
Diketahui, Kapolda Jatim Irjen Mohammad Fadil Imran dimutasi sebagai Kapolda Metro Jaya. Jabatan Kapolda Jawa Timur kini diemban Irjen Nico Afinta, mantan Kapolda Kalimantan Selatan.
Dari informasi yang dihimpun detikcom, Irjen Nico ini merupakan lulusan Akpol tahun 1992. Sebelum masuk Akpol, Nico merupakan Arek Suroboyo asli dari Dukuh Kupang ini mengenyam pendidikan di SD IN VII Surabaya pada 1983, SMPN 1 Surabaya di tahun 1986 dan dilanjutkan di SMAN 2 Surabaya pada tahun 1989.
Pria kelahiran 30 April 1971 ini dikenal memiliki banyak pengalaman di bidang reserse. Diketahui, ayah Nico merupakan perwira di Angkatan Laut. Sedangkan karir Nico di kepolisian diawali sebagai Pamapta Poltabes Semarang pada tahun 1993.
Pengalaman bidang reserse yang dimiliki Nico akhinya mengantarkan dirinya menjadi Kepala Unit Sumdaling Ditkrimsus Polda Metro Jaya hingga Kepala Subdit V Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada 2006. Lalu, di 2008 Nico dipercaya menjadi Kepala Subdit III Umum/Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya dan menjadi Wadirreskrimum Polda Metro Jaya di 2011.
Nico juga sempat menjabat sebagai Kapolrestabes Medan pada tahun 2013. Lalu, dia melanjutkan karirnya di Kabagbindik Sespimma Sespim Polri Lemdikpol pada 2016 dan mengemban pendidikan sebagai Analis Kebijakan Madya bidang Pidum Bareskrim Polri hingga Lulus Pendidikan Sespati di tahun yang sama.
Setelah lulus, Nico langsung didapuk menjadi Dirresnarkoba Polda Metro Jaya. Saat menjabat, Nico mendapat kenaikan pangkat luar biasa dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian karena mengungkap penyeludupan sabu seberat 1 ton asal China di Serang, Banten. Lalu, Nico dipromosikan sebagai Disreskrimum Polda Metro Jaya.
Di tahun 2018, Nico juga ikut terlibat dalam penangkapan aktivis Ratna Sarumpaet yang terkena tindak pidana atas berita bohong tentang penganiayaannya di Bandung, Jawa Barat. Selain itu, Nico juga pernah mengungkap kasus Antasari Azhar. Prestasi Nico pernah mendapatkan penghargaan 'Law Enforcement Award dari Visa Security Summit 2018' di Singapura, usai mengungkap kasus pencurian dana nasabah (skimming).
Pada tahun 2018 hingga 2019, Nico sempat menjadi Karobinopsnal Bareskrim Polri, Dirtipidum Bareskrim Polri hingga Staf Ahli Sosial Politik Kapolri. Baru pada Mei 2020, Nico diamanahi jabatan sebagai Kapolda Kalimantan Selatan dan kini menjadi Kapolda Jawa Timur.
Sebelumnya, saat memimpin Polda Kalsel, pria asal Surabaya ini tercatat membongkar sejumlah kasus besar. Salah satunya, menggagalkan peredaran narkoba jenis sabu sebanyak 300 kg. Selain itu, Nico juga menangani kasus lain seperti penangkapan dua peretas hacking aplikasi Digipos serta mengamankan ribuan tabung gas LPG bersubsidi yang dijual di atas HET