Upacara adat diawali dengan kirab pataka atau panji-panji serta dua tumpeng raksasa, yakni Buceng Lanang dan Buceng Wadon. Kirab tumpeng agung tersebut berbeda dibandingkan tahun sebelumnya, karena hanya dilakukan di lingkungan pendapa kabupaten. Sedangkan tahun lalu diarak dari kantor bupati hingga pendapa.
"Kalau yang lalu kan dikirab dari kantor selatan (kantor bupati), yang ini tidak, cukup di lingkup pendapa saja," kata Bupati Tulungagung Maryoto Birowo, Rabu (18/11/2020).
Menurutnya, penyederhanaan rangkaian hari jadi tersebut dilakukan lantaran pandemi COVID-19. Menurutnya tidak hanya pembatasan arak-arakan, pihaknya juga melakukan pengurangan jumlah tamu undangan. "Intinya kami tidak ingin mengundang kerumunan massa," ujarnya.
Usai dikirab, tumpeng agung tersebut selanjutnya diletakkan di tengah-tengah Pendapa Kongas Arum Kusumaning Bangsa, hingga rangkaian prosesi adat selesai. Selanjutnya tumpeng kembali dibawa ke luar pendapa.
Rencananya pemerintah setempat tidak menggelar rebutan tumpeng, seperti tahun lalu. Namun baru diturunkan dari pendapa, kedua tumpeng itu justru langsung diserbu orang-orang yang ada di lingkungan pendapa. Tak butuh waktu lama, aneka buah-buahan dan hasil bumi maupun ayam ladha ludes diperebutkan.
Bupati Maryoto menambahkan, pada momen ulang tahun Tulungagung ini pihaknya berharap pemerintah dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat secara maksimal. "Masyarakat diharapkan juga dapat menikmati hasil pembangunan ini, sesuai dengan cita-cita kita, Tulungagung Ayem Tentrem Mulya Lan Tinata," pungkasnya. (sun/bdh)