"Jumlah total santri putri itu ada 522 orang, kemudian yang kami rapid test kemarin berjumlah 432, karena yang lain sudah dilakukan swab. Nah dari 432 itu ada 123 yang reaktif," kata Kepala Dinas Kesehatan Trenggalek Saeroni, Sabtu (14/11/2020).
Para santri yang reaktif rapid test tersebut langsung dikarantina di dalam pesantren dan dipisahkan dengan santri yang non reaktif. Rencananya dinas kesehatan akan melakukan pengambilan sampel swab tenggorokan pada Senin mendatang dan selanjutnya diperiksa di laboratorium PCR RSUD dr Soedomo Trenggalek.
"Pemeriksaan swab nanti akan dilakukan secara bergiliran. Pemeriksaan ini untuk menentukan apakah santri tersebut positif COVID-19 atau negatif," ujarnya.
Saeroni melanjutkan untuk ratusan santri yang non reaktif rapid test tidak perlu dilakukan pemeriksaan swab.
Di sisi lain dari 77 santri yang sebelumnya dinyatakan positif terpapar virus Corona, 17 diantaranya dinyatakan telah sembuh dan boleh keluar dari tempat karantina. Para santri yang dinyatakan sembuh diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing.
"Tapi ada tiga orang yang kembali ke pondok, karena yang bersangkutan rumahnya jauh," ujarnya.
Saeroni mengaku hingga saat ini jumlah santri positif Corona yang masih menjalani karantina di asrama COVID-19 berjumlah 60 orang. Pihaknya akan terus melakukan pemantauan kondisi kesehatannya selama masa karantina. Jika dari hasil pemeriksaan telah dinyalakan negatif atau sembuh, maka santri tersebut diperbolehkan pulang.
Pihaknya berharap masyarakat maupun lingkungan sekitar tidak melakukan diskriminasi, terhadap pasien COVID-19 yang telah sembuh dan bisa menerima kembali di seperti masyarakat lainnya.
Simak video 'Sudah Sampai Mana Progres Vaksin Merah Putih Eijkman?':
(iwd/iwd)