"Saya lihat ke belakang pakai lampu ponsel ternyata semua gelap. Jalan yang saya lalui sudah tidak ada. Lalu saya masuk ke mobil lagi, lampu saya nyalakan, pintu saya kunci. Saya panik, takut, telepon beberapa teman sambil menangis," jelasnya.
Ketakutan SR bukan tanpa alasan. Saat itu dia sendirian berada di tengah persawahan Dusun Made yang gelap gulita. Tempatnya tersesat sekitar 3 kilometer dari permukiman penduduk. Untuk mencapai tempat ini, harus melalui jalan berbatu yang hanya muat dilalui satu mobil.
Sekitar satu jam setelahnya, polisi bersama warga dan para relawan datang membantu SR. Mobilnya berhasil dievakuasi. Dia memilih menginap di Polsek Pacet.
Warga Dusun Made, Kardono, mengatakan lokasi SR tersesat dikenal cukup angker. Menurut dia, Canggu menjadi tempat penemuan sekitar 12 jasad korban banjir bandang pada 2002. Saat itu banjir bandang menerjang objek wisata pemandian air panas Padusan dan air terjun Coban Canggu.
![]() |
"Masyarakat sini kalau sore menjelang Magrib pulang dari sawah sering bertemu anak kecil, kadang perempuan mau mandi. Perkiraan itu arwah korban banjir bandang," kata Kardono kepada wartawan di lokasi, Jumat (13/11/2020).
Oleh sebab itu, Kardono mempercayai cerita SR yang tersesat karena penyebab di luar nalar. Terlebih lagi saat ditolong warga, kondisi pemuda asal Kelurahan Kertajaya, Kecamatan Gubeng, Surabaya, itu sehat dan tidak mabuk.
"Cerita korban melaju dengan kecepatan 80-100 km/jam di jalan mulus. Itu tidak mungkin, karena di sini jalannya rusak dan sempit. Sementara mobilnya tidak ada kerusakan," terangnya.
(iwd/iwd)