"Sementara ini cetak kaca saya nebeng teman. Rencananya mengumpulkan modal lagi untuk cetak sendiri," ujar pria berambut gondrong ini.
Setiap minggu, Asad yang dibantu satu saudaranya mampu membuat 300-400 akuarium. Ukuran akuarium paling kecil berdiameter 12 sentimeter hingga paling besar 40 sentimeter.
"Harga tergantung ukuran dan jenis kayunya. Kalau jati saya bikin yang 12 sentimeter Rp 90 ribu. Untuk yang kayu biasa atau kayu gamal yang kayunya putih tapi keras harganya sekitar Rp 85 ribu. Paling mahal ukuran 40 sentimeter seharga Rp 800 ribu," terang Asad.
Karya Asad dijual secara langsung di lapaknya dan secara online. Peminat karyanya sudah sangat luas. Omzetnya mencapai Rp 25 juta per bulan.
"Pesanan dari Pasuruan, Probolinggo, Banyuwangi, Malang, Surabaya, Gresik, Lamongan. Jawa Tengah ke Tegal, Pemalang dan Sukabumi. Ada juga pesanan dari Aceh dan Kalimantan. Saat ini proses kirim ke Sabah, Malaysia," jelasnya.
Satu-satunya kendala yang dihadapi Asad ketersediaan bahan baku. "Kayunya yang sedang susah dicari. Kaca juga agak jarang sekarang. Ini masih cari-cari," pungkas Asad.
(sun/bdh)