Soal Warga Bojonegoro dan Cepu 'Dilarang' Naik ke Gunung Lawu Hanya Legenda

Soal Warga Bojonegoro dan Cepu 'Dilarang' Naik ke Gunung Lawu Hanya Legenda

Sugeng Harianto - detikNews
Kamis, 12 Nov 2020 17:11 WIB
Cemoro Sewu Desa Sarangan
Cemoro Sewu (Foto file: Sugeng Harianto/detikcom)
Bojonegoro -

Mitos warga Bojonegoro dan Cepu 'Dilarang' naik ke Gunung Lawu, santer diperbincangkan. Jika mitos larangan itu dilanggar akan mendapat musibah.

Kepala Dusun Cemoro Sewu Desa Sarangan, Magetan Agus Suwandono mengatakan, mitos ini muncul lantaran sebuah cerita. Pada saat itu, Raja Majapahit Prabu Brawijaya pada tahun 1400 M pernah beradu kesaktian dengan pimpinan Bojonegoro dan Cepu. Kala itu, pimpinan dari wilayah tersebut kalah dan tumbang.

"Jadi mitosnya dalam legenda pemimpin Cepu dan Bojonegoro dikalahkan Brawijaya, Raja Majapahit yang bertapa di Gunung Lawu," kata Agus kepada wartawan, Kamis (12/11/2020).

Agus mengatakan mitos tersebut hingga kini masih berkembang. Pendaki yang melanggar pantangan itupun tak jarang mendapat musibah saat pendakian.

"Dulu waktu kebakaran yang meninggal orang Jakarta, tapi setelah ditelusuri punya silsilah keturunan dari Cepu. Tapi ini boleh percaya boleh tidak," tandasnya.

Sementara Kepala Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Sarangan KPH Lawu, Kholil mengatakan, terkait mitos itu, pihaknya mempersilahkan masyarakat menilai sendiri.

"Mitos itu memang ada, tapi ya tergantung masing-masing setiap orang boleh percaya boleh tidak, terkait larangan bagi warga Bojonegoro, Cepu Blora Tuban dan sekitarnya," ujarnya saat dikonfirmasi.

Terkait larangan bagi pendaki berasal dari daerah tertentu, pihak pengelola justru kerap mengingatkan semua pendaki. "Kita selalu mengimbau untuk pendaki agar niatnya baik. Kalau niatnya baik insyaallah juga baik, tidak ada musibah," paparnya.

Sebelumnya akun @pendakiindonesia memposting soal mitos warga Bojonegoro dan Cepu 'dilarang' naik ke Gunung Lawu, viral di medsos. Postingan yang diunggah Rabu (11/11/2020) disukai 6.763 dan mendapat komentar 160.

Sebagian komentar mengharapkan mitos warga Bojonegoro dan Cepu 'dilarang' naik Gunung Lawu itu tidak ada dan tidak mempercayai perihal tersebut. Bahkan ada yang menyebut berkali-kali ke mendaki Gunung Lawu tetap aman dan lancar hingga pulang.

Isi caption postingan "Warga Bojonegoro dan Cepu 'dilarang' naik ke Gunung Lawu" tertulis:

Yakinlah tathayyur tidak memberikan mudharat sama sekali
Adanya pertanda-pertanda tersebut (mata berkedut, burung gagak, dll) sama sekali tidak memberikan mudharat sama sekali.

Maka tidak perlu takut atau khawatir ketika melihat pertanda-pertanda tersebut, karena tidak ada pengaruhnya sama sekali. Dan bertawakkal hanya kepada Allah. Inilah solusi dari tathayyur yang muncul dalam hati.

Dan beragam komentar dikirim ke postingan yang kerap mengajak pendaki dan petualang yang bangga dengan alam Indonesia bercerita dengan cerita yang menarik. Seperti komentar:

@uliiil_ab Guud, banyakin konten edukasi tauhid model begini min

@iwan_child77 Aq warga padangan bojonegoro sering naik gunung lawu alhamdulillah baik² saja..

@woong_samin Bojonegoro aman, lintas ceto-sewu, kandang-sewu lancar

@a_s795 seandainya aku orang asli bojonegoro/dieng tetep aku trobos anyying, persetan dengan mitos...lebih baik mati karena keyakinan hati pada takdir dan kuas Tuhan drpd mati karena percaya mitos tahayyul yg gak jelas n aneh".

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.