Spanduk Black Campaign di Banyuwangi Dicopoti, Ada Yang Hilang Sendiri

Spanduk Black Campaign di Banyuwangi Dicopoti, Ada Yang Hilang Sendiri

Ardian Fanani - detikNews
Kamis, 12 Nov 2020 13:39 WIB
black campaign di banyuwangi
Lokasi yang sebelumnya terbentang spanduk black campaign (Foto: Ardian Fanani)
Banyuwangi -

Munculnya spanduk black campaign di beberapa sudut kota dan desa di Banyuwangi akhirnya disikapi oleh Satpol PP dan Bawaslu. Spanduk yang bernada mendiskreditkan salah satu pasangan calon itu saat sudah diamankan di kantor panwascam setempat. Sebagian lagi hilang dengan sendirinya, sebelum ditertibkan.

Ketua Bawaslu Banyuwangi Hamim mengatakan ada beberapa orang yang menurutnya sempat melaporkan kemunculan spanduk tersebut kepada Bawaslu. Namun sebenarnya, penertiban banner tersebut bukan ranah dari Bawaslu. Karena banner tersebut tidak masuk dalam pelanggaran alat peraga kampanye.

"Sejak kemarin sudah ditertibkan. Yang menertibkan satpol PP dan kepolisian. Tapi panwascam di sini tugasnya mendampingi penertiban sekaligus menginventarisir," jelas Hamim kepada wartawan, Kamis (12/11/2020).

Spanduk-spanduk itu, kata Hamim, sudah di amankan di masing-masing kantor panwascam. Sesuai laporan, banner yang ada di wilayah Kecamatan Glagah sudah dibersihkan dan disimpan di kantor Panwascam. Sedangkan untuk spanduk yang dipasang di wilayah Kecamatan Kota dan Kecamatan Giri menurut Hamim sudah hilang sendiri. Kemungkinan memang dilepas oleh pihak yang memasang banner tersebut.

"Sampai hari ini (kemarin) informasi yang kita terima yang tersisa ada di Kecamatan Genteng. Ini masih diinventarisir apakah masih atau tidak,"tegasnya.

Bawaslu terus berkordinasi dengan pihak Kepolisian dan Satpol PP terkait perkembangan penertiban spanduk bernada provokatif tersebut.

"Yang ada kemarin ini di dekat Kelurahan Banjarsari, di dekat Resto Kemarang, di dekat POM Glagah dan Jalan Adi Sucipto dekat dengan Pecel Ayu,"jelas Hamim.

Sementara itu, dikonfirmasi terpisah Kepala Satpol PP Banyuwangi, Anacleto da Silva mengatakan jika semua banner sudah diturunkan pada Rabu siang.

"Semuanya sudah diturunkan tadi siang,"ujarnya singkat.

black campaign di banyuwangiSpanduk black campaign yang sempat terpasang (Foto: Ardian Fanani)

Seperti diketahui, Senin kemarin (9/11) bertebaran spanduk provokatif dan bernada diskriminasi gender di sejumlah kecamatan. "Wong wedok iku nggone nang sumur, dapur, dan kasur. Gak dadi bupati. (Perempuan itu tempatnya di sumur, dapur, dan ranjang. Tidak jadi bupati)," isi spanduk tersebut.

Spanduk black campaign ini terpasang di sejumlah wilayah Banyuwangi. Di antaranya, Kecamatan Banyuwangi Kota, Kecamatan Glagah, dan Kecamatan Giri.

Di duga kuat, spanduk provokatif ini sengaja dipasang untuk menjatuhkan pasangan calon nomor urut dua Ipuk Fiestiandani-Sugirah. Ipuk diketahui merupakan representasi perempuan yang ikut bertarung dalam ajang pesta demokrasi 5 tahunan Bumi Blambangan.

Halaman 2 dari 2
(iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.