Order Atribut Pilkada Turun, Konveksi di Lamongan Beralih Garap Kaus Komunitas

Order Atribut Pilkada Turun, Konveksi di Lamongan Beralih Garap Kaus Komunitas

Eko Sudjarwo - detikNews
Kamis, 12 Nov 2020 09:51 WIB
konveksi dan sablon di lamongan
Usaha konveksi Lamongan sepi order saat pilkada (Foto: Eko Sudjarwo/detikcom)
Lamongan -

Momen Pilkada Serentak 2020 saat pandemi COVID-19 belum membawa berkah bagi pemilik usaha konveksi, sablon. Padahal tahun-tahun sebelumnya, mereka kerap kebanjiran order. Meski memasuki masa kampanye, sejumlah pemilik usaha mengaku masih sepi order.

Salah satu pemilik usaha asal Lamongan membenarkan hal itu. Bahkan sejak 3 bulan lalu belum menunjukkan order mulai meningkat. Order turun drastis hingga 60 persen.

"Kalau dibandingkan dengan pemilu atau pilkada sebelum-sebelumnya ya jauh, penurunan hingga 60 persen," kata Aris Fiyanto, salah satu pemilik usaha sablon kaus yang tinggal di Desa Tritunggal, Kecamatan Babat kepada detikcom), Kamis (12/11/2020).

Menurut Aris, biasanya saat kampanye order kaus dan alat peraga kampanye menumpuk di tempat usahanya. Bahkan pemesanan dilakukan sebelum masa kampanye. Namun saat pandemi COVID-19 ini sepi berbeda dengan tahun sebelumnya.

konveksi dan sablon di lamongankonveksi dan sablon di Lamongan sepi order/ Foto: Eko Sudjarwo

"Biasanya pada saat-saat kampanye seperti ini sudah banyak yang memesan, baik untuk kaos parpol maupun alat peraga kampanye (APK). Tapi ini sepi," akunya.

Aris mengaku, di pemilu tahun-tahun sebelumnya dirinya bisa menerima order hingga 10 ribu kaus. Namun hal itu tidak terjadi saat ini. Jika sebelumnya mereka bisa berbagi order dengan sesama rekan pemilik usaha sablon, tahun ini mereka tidak bisa lagi berbagi.

"Kalau dulu kita bisa berbagi dengan pemilik sablon lain untuk bersama-sama mengerjakan sablon. Dulu juga bisa mengajak paling tidak 60 orang untuk sama-sama mengerjakan orderan. Sekarang kita tidak bisa melakukan lagi, karena sepi," ujar Aris.

Dirinya menduga, salah satu penyebab turunnya order karena adanya pembatasan pengerahan massa yang dibatasi 50 orang. Sehingga tidak banyak yang memesan kaus. Saat ini order sablon yang masuk hanya dari komunitas.

"Tiga bulan ini untuk omzet menurun drastis 60 persen dari biasanya. Adanya cuma orderan dari kaus-kaus komunitas, namun itupun jumlahnya tidak banyak," imbuh pria lulusan UIN-SA.

Kini, bapak empat anak ini lebih berkonsentrasi menggarap usaha souvenir-souvenir perusahaan. Meski masih menerima order dari paslon-paslon dari beberapa daerah di Jatim.

Hal senada diungkapkan pemilik usaha sablon lainnya di Lamongan, Lutfi. Lutfi membenarkan mengalami penurunan order saat pilkada tahun ini. Harapannya, meski pandemi COVID-19, momentum pilkada membuat usahanya terdongkrak. Namun harapan itu belum bisa terwujud.

konveksi dan sablon di lamonganKonveksi dan sablon di Lamongan garap order komunitas/ Foto: Eko Sudjarwo

"Untuk mensiasati sepinya order, kita ya banyak berkreasi dengan membuat kaos-kaos komunitas yang pesanannya juga tidak banyak," akunya.

Biasanya, jelas Lutfi, menjelang Idul Fitri dan HUT RI sudah banjir pesanan. Namun adanya pandemi COVID-19, pesanan turun hingga 50 persen.

"Semoga pandemi COVID-19 bisa segera berlalu dan usaha saya tetap bertahan dan terus berjalan," harapnya.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.